Oleh: Yazid Mar’i
MEPNews.id – Love is a serious mental disease. Cinta adalah penyakit mental yang serius. Demikian kata seorang filsuf Yunani bernama Plato. Sebagai murid Socrates, pikiran-pikiran Plato banyak diwarnai ide-ide gurunya.
Apa yang disebut ‘love’ oleh Plato terkadang ketika kita fikirkan mendekati kebenaran. Cinta menjadikan seseorang bersedia memberikan semua yang ada pada dirinya. Harta, nyawa, hingga kehormatan. Dengan cinta, seorang akan melihat yang dicintai itu sempurna tanpa cacat. Cinta terkadang memabukkan.
Maka betul ketika K. H. Mustofa Bisri memberikan tuntunan, “Jika mencintai, janganlah berlebih-lebihan. Cinta yang berlebihan menjadikan seseorang apa pun tingkatannya (umaro’, ulama’, sampai rosmiy) akan melahirkan sikap tidak wajar ‘sowak’.”
Jika ada umaro’ yang sangat mencintai kekuasaanya, maka ia akan sangat takut bila kekuasaan itu hilang atau lepas darinya. Karenanya, ia rela melakukan apa saja. Tidak peduli apakah dengan tindakan jahat sekalipun.
Jika ada ulama yang sangat mencintai keberadaanya, ia akan berupaya agar apa yang dimilikinya diakui oleh yang pihak lain. Ia berupaya berlebihan sedemikian rupa sehingga terkadang ia justru tak sadar prilakunya telah menurunkan martabatnya akibat kesombongannya sendiri.
Demikian pula rosmiy yang cintanya berlebihan pada umaro, ulama’. Ia akan membela mati-matian ketika keduanya mendapat perlakuan atau persepsi yang berbeda dengannya.
Maka, sedikit mengingat penyanyi lagu legendaris Megi Z, “jangan kau tanamkan cinta noda hitam”, kita bisa mengartikan ‘cinta itu suci, maka jangan kotori dengan berlebihan, ‘isrof’! Tuhan tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
Demikian halnya kebencianmu pada seseorang. Janganlah sekali-kali kebencianmu itu sampai menutupi matamu dan nuranimu, dari kebaikannya. Karena, di balik kebencian itu ada cinta terpendam. Maka cintailah dan bencilah yang sewajarnya saja.
Bersikap ramahlah, karena setiap orang yang Anda temui sedang menghadapi perjuangan yang berat.
Orang bijak berbicara karena mereka mempunyai sesuatu untuk dikatakan, orang bodoh berbicara karena mereka ingin mengatakan sesuatu.
Maka setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan, di situ lah kehidupan alam semesta ini akan berlanjut.
Namun, Tuhan adalah pemilik segala kebenaran. Maka Tuhan memiliki kewenangan untuk menampakkan suatu kebenaran adalah benar adanya, dan keburukan adalah buruk adanya. Bagi, Tuhan itu bukanlah sesuatu yang sulit.
Ledokcafe, 060419