MEPNews.id – Pukul 19.00 WIB tepat, pada 17 Januari 2019, satu persatu masyarakat dukuh Mundu desa Sendangharjo kecamatan Ngasem di Bojonegoro, berkumpul. Penduduk di satu desa yang berada di timur Kecamatan Ngasem itu begitu antusias menyaksikan bareng (nonton bareng) debat publik perdana para kontestan presiden dan wakil presiden yang bertema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
Ada harapan yang cukup mendasar ketika melihat antusiasme masyarakat akan nasib demokrasi dan nasib mereka ke depan. Mengapa? Minimal, melalui nonton bareng, mereka dapat menentukan pilihan secara cerdas, dan tidak sekedar memilih kucing dalam karung.
Masyarakat dapat menyaksikan secara langsung kapasitas dan kapabilitas calon yang akan dipilih. Masing-masing orang tentu memiliki nalar yang mampu membawa bangsa lebih maju seiring dengan perkembangan bangsa-bangsa di dunia.
Di Jakarta, kedua pasangan kandidat sudah membeberkan pandangan masing-masing. Paslon satu Jakowi-Ma’ruf mengangkat jargon Indonesia Maju. Paslon dua Prabowo-Sandi mengusung Indonesia Menang. Masing-masing dalam perspektif cita-cita nasional dan cita-cita kemerdekaan.
Di Dukuh Mundu di Bojonegoro, sekitar 250 warga hadir di depan layar untuk nobar. Meski ada kehadiran panwas, tak menyurutkan semangat mereka untuk menyaksikan debat hingga ahir.
Mas Mul, misalnya, berseloroh, “Mengapa harus takut? Wong kita pingin tahu calon kita agar tak salah pilih.”
(Y. M. Suwondo Adiwiryo, Mundu Sendangharjo Ngasem)