mepnews.id – Judi online lebih banyak masalahnya daripada manfaatnya. Selain merugikan finansial, judi online juga cenderung membuat ketagihan.
Diana Savitri Hidayati SPsi MPsi, dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengatakan sesuatu yang berlebihan apalagi sampai membuat ketagihan adalah hal yang tidak normal dan bisa jadi gangguan. Jika sudah ketagihan, orang akan merasa tidak nyaman kalau tidak melakukannya meski sehari saja.
“Awalnya, coba-coba karena penasaran. Lalu, malah kebablasan karena self control-nya tidak jalan. Orang yang ketagihan sudah pasti memiliki emosi tidak matang. Karenanya, muncul irrational beliefs atau pikiran tidak logis yang membuat seseorang melakukan perilaku tersebut,” ucapnya lewat situs resmi umm.ac.id edisi 20 Desember 2023.
Dalam kasus judi online, irrational beliefs muncul saat seseorang berpikir akan menang jika bermain sekali lagi. Pikiran itu akan terus muncul dan tanpa sadar membuat ia ketagihan. Ia akan mengusahakan dapat uang dengan berbagai macam cara demi berjudi.
Penyembuhan ketagihan ini biasanya menggunakan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Psikoterapi ini mengintegrasikan dua pendekatan yakni terapi kognitif dan terapi perilaku atau behavior.
Pertama, dibenahi terlebih dahulu kognitifnya dengan cara diajak berdiskusi.
“Irrational beliefs seperti ‘kalo aku coba sekali lagi pasti menang’ harus diperbaiki. Logikanya, yang punya mesin judi online tidak mungkin memberikan kemenangan pada pemain karena ia juga butuh uang. Ini lebih rasional,” jelasnya.
Kedua, melakukan modifikasi perilaku agar ia berhenti berjudi. Karena judi online ini erat hubungannya dengan internet dan gadget, maka solusinya antara lain mengurangi penggunaan gadget dan internet.
Terapi ini akan lancar jika yang bersangkutan juga mau berubah. Ia harus sadar terlebih dahulu bahwa ia membutuhkan bantuan pihak lain, baru psikolog dapat membantunya lepas dari kecanduan judi.
Mungkin terlihat sederhana, namun sebenarnya perlu kolaborasi antar orang yang ingin diterapi, psikolog dan kerabat dekat yang bersangkutan.
“Saya sangat menyarankan untuk tidak pernah mencoba bermain judi online sepenasaran apapun Anda. Apalagi kita tidak tahu sejauh mana bisa mengontrol diri nantinya,” sarannya.
Ia berharap individu yang sudah terlibat judi online bisa segera berhenti. Sebab, yang dirugikan bukan hanya diri sendiri melainkan juga orang di sekitarnya. “Jika ia seorang ayah, maka ia tidak bisa berperan sebagai ayah yang baik sebab terlalu fokus pada judi.” (*dev/wil)