Apakah Aktivitas Seksual Baik Bagi Otak Usia Lanjut?

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.id – Sesekali menulis tentang seks, boleh kan? Tentu saja bukan dari aspek pornografi, tapi aspek pemahaman lebih mendalam. Materinya juga tentang pengaruh aktivitas seksual bagi kemampuan otak kaum usia janjut.

Sejatinya, seksualitas itu bagian integral dari pengalaman hidup manusia. Wajar, normal. Namun, tentu saja ada aturan-aturan tertentu agar tidak mengarah ke seks bebas. Ada banyak sisi negatif dalam sisi moral maupun kesehatan jika asal-asalan berhubungan seksual.

Ada banyak sekali perhatian dan kajian ilmiah tentang seksualitas pada usia remaja hingga dewasa matang. Namun, tak banyak yang menyorot seksualitas saat usia sudah tinggi. Apa pengaruh aktivitas seksual dengan kesehatan otak dan kesejahteraan mental kaum senior?

Aktif dalam urusan seksual dan merasakan kenikmatannya bisa memiliki dampak signifikan pada fungsi kognitif otak di kalangan para senior. Maka, mendapatkan kesejahteraan seksual bisa menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesehatan kognitif di kemudian hari.

Populasi usia lanjut cenderung bertambah di Indonesia dan di berbagai penjuru lain di Bumi. Sudah wajar jika banyak lansia menghadapi berbagai kondisi kesehatan. Nah, hubungan seksual adalah bentuk hubungan sosial intim yang sering diabaikan pada populasi orang dewasa tua.

Para peneliti menggunakan data dari National Social Life, Health, and Aging Project (NSHAP) yang menyurvei beragam kelompok lansia di Amerika Serikat. Peneliti kemudian membatasi analisis pada 2.409 responden usia di atas 62 tahun.

Fungsi kognitif otak dinilai menggunakan Montreal Cognitive Assessment (MoCA-SA). Tiga dimensi seksualitas yang diukur adalah; frekuensi (seberapa sering responden melakukan hubungan seks), kenikmatan fisik yang diperoleh dari aktivitas seksual, dan kepuasan emosional dari hubungan seksual.

Hasilnya?

Pasangan usia 75 hingga 90 tahun yang melakukan hubungan seks setidaknya sekali seminggu bisa mengalami fungsi kognitif yang lebih baik pada lima tahun kemudian, dibandingkan dengan yang tidak melaporkan aktivitas seksual selama setahun terakhir.

Untuk yang berusia 62 hingga 74 tahun, faktor kunci yang mempengaruhi fungsi kognitif adalah kualitas hubungan seksual. Mereka yang melaporkan hubungan seksual sangat menyenangkan dan memuaskan bisa mengalami fungsi kognitif yang lebih baik lima tahun kemudian, dibandingkan dengan yang tidak menganggap pengalaman seksual mereka menyenangkan atau memuaskan.

Di kalangan pria, kenikmatan fisik yang tinggi dalam hubungan seksual terkait dengan fungsi kognitif yang lebih baik lima tahun ke depan. Tapi, hubungan ini tidak ditemukan pada kaum perempuan.

Tidak ditemukan perbedaan gender yang signifikan mengenai hubungan antara frekuensi seksual dan dampaknya terhadap fungsi kognitif.

Jadi, tetaplah aktif secara seksual yang halal meski usia bertambah.

Facebook Comments

Comments are closed.