MEPNews.id – Kita sebagai manusia punya tanggung jawab maha berat, kita diamanahi oleh Allah selaku khalifah di muka bumi. Kita adalah pengelola bumi beserta segala isi serta ragamnya yang luar biasa banyak itu.
Kita hidup di bumi ini, tidak mungkin bila hendak menafikan keberadaan makhluk lain dan seluruh semesta pada umumnya. Mereka semua manut pada apa saja yang kita lakukan. Mereka tidak pernah marah ketika kita ngawur di dalam menjalankan peran selaku pengelola alam semesta ini.
Lingkungan berserta isinya, meliputi ragam flora maupun fauna. Semua itu menjadi kewajiban bagi kita untuk mengelolanya secara tepat. Ekosistem kehidupan semua makhluk di muka bumi dapat sinergi berjalan harmonis bersama kita bila kita mau menjadi protektor ekosistem.
Termasuk kita bersedia menjadi penjaga, bukan perusak, kita mau menjadi pelestari bukan penghancur, dan kita sudi menjadi patner mesra bukan musuh yang harus dibasmi.
Memang terminologi kata menjaga kadang kurang membumi dibanding dengan mengatasi. Sehingga jika menjaga ekosistem alam biasanya akan tampak agak susah daripada mengatasi kerusakan ekosistem. Sehingga sudah cukup sering kita temui tarulah upaya penanganan kebakaran hutan, sudah lazim kita ikuti ramainya tentang penyelematan korban banjir bandang.
Dari dua contoh tersebut, betapa semua kejadian bencana itu, entah kita sadari atau pun tidak, pasti ada ulah kita sebagai manusia, di situ diri kita ini yang paling punya andil dari terjadinya peristiwa bencana, baik skala atas kejadian bencananya itu besar maupun kecil.
Di situ pasti ada akibat dari perilaku kita kepada alam yang kurang atau bahkan termasuk perbuatan merusak yang pernah kita lakukan. Kita membuat amburadul tatanan ekosistem alam karena kita lebih memperturutkan ambisi kepentingan dibanding keselamatan lingkungan.
Adapun di DeDurian Park, menu yang disodorkan bukanlah demikian, apa yang dihadirkan kepada masyarakat adalah kita semua harus menjadi protektor ekosistem ini. Maka di DeDurian itu kita menanam bukan hanya ingin memanen tanpa mau bersusah payah menanam. Di DeDurian itu kita melestarikan yang sudah tersedia di alam, bukan malah sekadar perlu untuk mengalihfungsikan bahkan merusak lahan.
Di DeDurian itu kita memberdayakan segala macam potensi SDA dengan meniadakan sistem ijon yang selalu membuat tanaman hidup bak dikejar-kejar oleh setoran. Yang pasti, apa pun yang dikerjakan oleh DeDurian, semua ber-ending-kan pada satu tujuan besar berupa berjamaah memakmurkan bumi Allah. Dan menjadi protektor ekositem itu menjadi bagian atas bingkai besar dari tujuan pokok DeDurian dihadirkan.
(Aditya Akbar Hakim)