Berlebihan Itu Tidak Selalu Lebih Baik

Oleh: Budi Winarto

mepnews.id“Ya bani adama khudzu ziinatakum ‘inda kulli masjidiw wa kulu wasyrabu wa la tusrifu, innahu la yuhibbul musrifin.

“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” ( Al-A’raf : 31)

Ini terjadi berbulan lalu. Sungguh, apa-apa yang sudah Allah gariskan dan firmankan benar-benar menyata.

Tik-tak-tik-tak. Kudengar detak jam dinding dengan suaranya teratur. Kubuka mata, jarum jam menunjuk 01.05 dini hari. Aku terbangun karena ada kondisi tubuh yang tidak seperti biasa. Mungkin ini isyarat yang Allah Swt berikan padaku untuk mempelajari kemungkinan ada organ-organ tubuh yang tidak berfungsi normal. Bisa saja disebabkan pikiran, makanan atau tenaga kelebihan beban.

Tiba-tiba aku harus terbangun dengan kepala amat pusing, terasa berat dan mual. Aku tidak tahu apa penyebabnya, karena sebelumnya semuanya normal. Apakah sakitnya kepala ini disebabkan posisi tidur yang kurang baik sehingga otot dan saraf terganggu?

Pusing semakin berat bila posisi kepala yang awalnya miring ke kiri dan tiba-tiba dirubah posisi ke kanan serta tidak segera dikembalikan ke posisi semula. Yang jelas, ini gejala ketidak-seimbangan dalam tubuh.

Untuk mual di perut, mungkin dengan dimuntahkan akan bisa mereda dan pusing akan berkurang. Itu alternatif ikhtiar untuk mengurangi rasa sakit.

Aku mencoba. Tetapi, ketika sampai di kamar mandi, aku tidak bisa muntah dan kepala justru makin pusing. Akhirnya, aku memutuskan kembali ke kamar tidur untuk beristirahat. Tetapi mata sulit terpejam. Belum bisa tidur. Beruntung, suara gemercik air kolam ikan di dalam rumah sedikit membantu rilaksasi diri.

Sambil menuruti angan, pikiran melayang. Sempat terbayang jenis dan macam penyakit yang sewaktu-waktu menghampiri dan bisa menakutkan. Itu adalah sifat manusiawi. Dengan kedalaman pasrah, lamunanku hilang seiring sisa waktu untuk melanjutkan istirahat yang tertunda karena kondisi tubuh semakin lelah.

Suara adzan subuh menggema. Dengan tenaga cukup, alhamdulillah masih bisa menunaikan kewajiban. Setelah itu, aku berpikir langkah yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang malam itu belum terpecahkan. Maka, pagi harinya, aku meminta tolong saudara untuk mengecek tekanan darah. Alhamdulillah, sesuai standart kenormalan, 130/90. Tidak ada masalah dengan kondisi tekanan darah.

Lalu apa penyebab kepalaku pusing?

Setelah tensi, saya paksakan sarapan pagi sebagai sumber energi. Saya menyantap makanan yang sudah disediakan. Alhamdulillah, walau tidak habis semua, cadangan sumber energi tubuh sudah dirasa lebih dari cukup. Tapi, menjelang siang, tiba-tiba nafsu makan turun. Sempat berkepikiran penyakit lama yang mengharuskan beristirahat di rumah sakit muncul. Tapi, saya coba alihkan ke pikiran lebih positif.

Pikiran mengembara mencari jawaban. Saya sibak satu per satu, dari aktifitas yang pernah dilakukan sampai makan dan minum. Kegiatan dalam beberapa hari di bulan itu memang tinggi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi, menurut logika, masih wajar.

Langkah berikutnya, browsing beberapa artikel terkait penyakit migrain hingga penyakit lain yang menyebabkan sakit kepala. Lama mempelajari beberapa artikel kesehatan karena harus menyesuaikan kondisi badan. Sampai saatnya aku menemukan artikel “Merasakan gangguan keseimbangan mungkin bisa dijelaskan sebagai pusing, merasa ingin pingsan dan seolah-olah kepala berputar.”

Wah, ini sepertinya artikel yang bisa menjelaskan penyakit yang saya rasakan.

“Pusing dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit. Contohnya saat berputar-putar, keracunan, efek samping pengobatan dan berdiri terlalu cepat.” Lanjutan dari artikel itu memberikan informasi.

Saat lebih mendalami artikel itu, tiba-tiba muncul prediksi bahwa sakit kepala dan mual yang saya alami kemungkinan keracunan akibat terlalu banyak minuman rempah. Memang, beberapa hari itu tubuhku membutuhkan suplemen sebagai doping agar bisa bekerja menyelesaikan aktifitas sesuai keinginan dan bukan berdasar kemampuan.

Sebagai identifikasi awal, untuk mengeluarkan racun dalam tubuh, saya berinisiatif beli degan hijau, dan airnya sebagai penawar. Sekitar 1-2 jam berselang, ternyata ada perubahan pada tubuhku. Berangsur-angsur normal, walau belum pulih sepenuhnya. Sugesti awal ini cukup menjadi bekal imun tubuh untuk selanjutnya berproses pada kesembuhan diri dengan ikhtiar lebih sempurna.

Sebagai bahan muhasabah diri, sesuatu yang telah difirmankan Allah pasti benar adanya. Allah menciptakan sekaligus membuat aturan agar semua ciptaannya memiliki batasan. Batasan itu yang akan menjadikan keseimbangan. Tetapi diri kita terkadang memaksakan kehendak. Kita terkadang belum bisa menerapkan keseimbangan dalam menjalani kehidupan. Maunya instan. Ingin dipandang berbeda. Tapi, tidak memikirkan hak tubuh yang seharusnya diberikan.

Tubuh kita perlu keseimbangan. Saat makan, tubuh kita membutuhkan sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga udara. Tapi terkadang itu kita lupakan. Air, terutama udara yang diperlukan perut, terkadang kita cabut haknya karena kita penuhi perut dengan makanan. Demikian juga pikiran, tenaga dan harta kita. Kalau mereka diforsir sedemikian rupa melebihi batasan pasti terjadi ketidakseimbangan berkenaan dengan kesehatan, faktor sosial atau yang lainnya.

Oleh karenanya, makan dan minum lah pada batas yang dibutuhkan, serta batasi fikiran dan tenaga secara proporsional, dan janganlah berlebih-lebihan saat menggunakan harta untuk kepentingan pribadi. Kalau berlebihan, pasti akan menimbulkan masalah bagi kita sendiri.

Wallahu’alam bishawab

 

Facebook Comments

POST A COMMENT.