Oleh: Yuliyatin
mepnews.id – Tahukah kamu destinasi wisata pegunungan yang sangat populer dan eksotis di Banyuwangi?
Tentu saja rating tertingi adalah Gunung Ijen. Daya tarik gunung ini bagi wisatawan lokal maupun luar negeri adalah danau asam berwarna hijau kebiruan, serta hembusan asap belerang yang dikenal dengan Blue Fire. Fenomena api biru ini hanya ada dua di dunia yakni di Islandia dan di Ijen.
Selain itu, ada Kawah Wurung dengan pesona perbukitan yang diselimuti padang rumput hijau nan eksotis. Ada juga Gunung Raung yang memiliki kaldera terbesar kedua se-Indonesia. Yang tak kalah menarik dan populer bagi pendaki saat ini adalah keindahan puncak Gunung Ranti.
Meranti atau Gunung Ranti tetangga Gunung Ijen. Namanya memang tak setenar Ijen, tapi pesona dan keindahan di puncak Gunung Ranti bagaikan mutiara tersembunyi. Gunung ini terkenal dengan nama Negeri Di Atas Awan. Kawasan ini juga jadi salah satu tempat finish ajang wisata olahraga internasional tour de Ijen.
Apa sih yang menarik di puncak Gunung Ranti? Yuk simak sampai selesai penjelasannya ya…
Gunung Ranti berada di perbatasan antara Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi. Secara administratif, gunung berbentuk kerucut ini berada di kawasan Perum Perhutani KPH Banyuwangi Barat dengan ketinggian 2.601 Mdpl. Lokasinya di sebelah barat daya Gunung Merapi (Jawa Timur) dan Gunung Ijen.
Menuju Gunung Ranti bisa dengan menggunakan sepeda atau mobil melalui jalur Banyuwangi atau Bondowoso. Jika memilih jalur dari Banyuwangi kota, waktu yang ditempuh sampai di parkiran Gunung Ranti antara 60-90 menit.
Parkiran ini berada di jalur kiri, sebelum Paltuding Ijen. Areanya sangat luas. Pengunjung dapat memarkir kendaraan dengan biaya Rp 5.000 untuk kendaraan roda dua maupun empat. Di sini, pengunjung boleh mendirikan camping ground. Ada fasilitas mushola, kantin dan homestay bagi pengunjung atau pendaki yang ingin beristirahat, makan, minum kopi dan lainnya.
Sebelum berangkat mendaki, pengunjung disarankan melakukan beberapa persiapan, antara lain:
- Jas hujan. Untuk berjaga-jaga jika turun hujan saat mendaki.
- Makanan dan minuman. Karena di puncak tidak tersedia kantin, pendaki disarankan membawa makanan berat, cemilan dan minuman. Ini sangat diperlukan karena pendakian cukup berat sehingga membutuhkan energi banyak.
- Masker. Jalan pendakian sangat berdebu sehingga pendaki disarankan membawa beberapa masker.
- Tongkat. Ini diperlukan karena tanjakannya lebih berat daripada Gunung Ijen. Kondisi tanah yang tidak cukup padat sering mengakibatkan orang jatuh terpeleset.
- Senter. Sangat dibutuhkan untuk penerangan jika mendaki pada malam hari.
- Tenda untuk bermalam atau beristirahat.
- Perlengkapan pendukung lain seperti kaos kaki, sarung tangan, penutup kepala, jaket, celana, obat-obatan,
Hal ini sangat diperlukan demi kenyamanan perjalanan pendakian yang penuh tantangan.
Untuk menikmati keindahan panorama Gunung Ranti, pengunjung harus registrasi dan membayar tiket masuk Rp 10.000 per orang. Dari sini, pendakian dimulai.
Awal pendakian, ada jalan relatif datar hanya sekitar 150 meter. Setelah itu, jalan terus menanjak. Perjalanan mencapai puncak tidak ada bonus jalan datar. Perjalanan nanjak terusss…dengan kondisi jalan berliuk-liuk.
Febbry, pendaki muda asal Desa Segobang, mengatakan, “Pendakian ke puncak Ranti hanya ada satu jalur. Berbeda dengan ke puncak Ijen yang tanahnya padat dan jalurnya agak lebar, jalur pendakian ke puncak Ranti lebih curam. Pendaki perlu memiliki skill yang handal.”
Jalan tanah menuju puncak Ranti berpasir, tidak rata, sempit, zig-zag dan bahkan melalui jalan air yang licin. Pendaki sering terpeleset, apalagi jika tidak mengenakan sepatu hiking memadai. Waktu pendakian yang baik saat musim panas. Saat musim hujan, tanah sangat licin, berlumpur dan mudah longsor. Benar-benar jalur pendakian sangat ekstrim dan memacu adrenalin, cocok bagi para petualang muda yang menyukai tantangan.
Febbry mengatakan, waktu untuk sampai ke puncak sekitar 2,5 jam bagi yang berpengalaman. Bagi pemula, bisa 4 sampai 6 jam. “Memang cukup lama untuk pemula. Medannya membutuhkan ekstra tenaga. Pendaki pemula biasanya sering berhenti di tengah perjalanan untuk istirahat. Jadi, siapkan stamina sebelum memutuskan mendaki.”
Meski demikian, sepanjang perjalanan menuju puncak Ranti menyuguhkan indahnya pemandangan dan deretan edelweiss sangat luar biasa bagi seluruh indera. Keindahan Gunung Ranti tidak lepas dari keaneka-ragaman flora dan fauna.
Sampai di puncak, pengunjung mendapat suguhan sensasi ‘pesona samudra awan‘. Hamparan awan yang sangat luas dan tebal nampak di sekeliling. Awan itu terlihat sejajar bahkan berada di bawah puncak gunung, sehingga terlihat bagai gumpalan kasur luas yang siap menerima tubuh kita yang sangat lelah karena mendaki.
Flying to heaven. Begitulah gambaran indah dan eksotiknya pemandangan samudra awan, hingga membuat tubuh ini ingin terbang di atasnya.
Ingin sensasi lebih memukau? Berangkatlah pagi-pagi buta. Usahakan sampai puncak menjelang matahari terbit. Istirahat sejenak, lalu nikmati begitu eksotiknya ‘golden sun rise’ di puncak Ranti ini. Saat kilau-kilau keemasan Sang Surya menyelinap di antara awan, sungguh pemandangannya menakjubkan.
Sangat luar biasa panorama dan pesona ‘samudra awan’ dan ‘golden sun rise’ di puncak Gunung Ranti. Biasanya, pendaki mengabadikan momen sangat cantik lewat foto. Tapi, jangan mengabadikan sampah di puncak Ranti. Bawa turun kembali sampahmu. Jadilah pendaki yang bijak. Terus jaga kebersihan. Alam milik kita bersama.
Yuk, segera datang ke Banyuwangi. Setelahnya, kamu pasti ingin kembali.
- Penulis adalah guru di SDN 2 Segobang, Banyuwangi