Entrepreneur Kids untuk Branding Sekolah Masa Depan

Oleh: Sholehah Yuliati

mepnews.id – Generasi yang lahir di tahun 2000-an dapat dikatakan sebagai generasi milenial. Kecepatan kecerdasannya berbeda. Segala sesuatu dipandang dari sudut digital. Ilmu pengetahuan tak lagi bersumber dari guru yang hadir di depan kelas, membawa buku catatan, menulis di papan tulis, atau memberi tugas mencatat ber lembar-lembar materi di buku tulis. Why? Jaman sudah berbeda. Informasi pengetahuan tersedia dengan kecanggihan teknologi. Tinggal klik di Google, semua tersedia.

Di sisi lain, guru memiliki tantangan lebih  berat. Guru dituntut mampu mengikuti perkembangan, dituntut harus cerdas, kreatif dan inovatif dalam memfasilitasi kebutuhan belajar sesuai perkembangan anak di jamannya. Sesuai pesan Ali Bin Tholib radhiyallâhu ‘anhu, ”Didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka tidak hidup di zamanmu.”

Bicara tentang perkembangan anak, satuan pendidikan PAUD diharuskan berikhtiar menyiapkan generasi 30 tahun ke depan untuk Indonesia. PAUD sebagai dasar pembentukan karakter harus dibangun dan dibentuk dengan pondasi kokoh, dengan menanamkan karakter melalui stimulasi perkembangan yang harus dimiliki. Mulai dari nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial Emosional, hingga Seni.

Ada empat langkah yang perlu diperhatikan dan disiapkan sekolah dalam mengoptimalkan perkembangan anak sesuai perkembangan tahapan usia. Perencanan yang terkonsep dengan baik atas emat langkah itu akan memudahkan sekolah mengukur tingkat keberhasilan program, alur yang dibutuhkan dalam menentukan branding sekolah berkualitas, adanya perencanaa, pelaksanaan, monitoring/supervisi, dan evaluasi.

  1. Membuat perencanaan dengan menentukan branding sekolah yang tersusun dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Branding sekolah dapat disebut sebagai karakteristik sebuah lembaga yang menjadi ciri khusus atau pembeda dari sekolah lain. Salah satu contoh yang telah dilakukan PAUD Al Hidayah di Pacul Permai, Bojonegoro, adalah mem-branding sekolah dengan kegiatan Entrepreneur Kids dengan pengembangan karakter peserta didik dan orang tua melalui Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK)”.  

PAUD Al Hidayah memiliki misi merubah mindset orang tua dan anak tentang orang sukses. Biasanya, saat ditanya tentang cita-citanya, jawaban anak-anak adalah menjadi polisi, tentara, dokter, perawat, PNS. Jarang anak mengatakan ingin menjadi pengusaha, petani, atau penulis. Mindset yang telah terbangun adalah menjadi PNS itu enak, pekerjaan tidak banyak, dapat gaji dan pensiun tanpa kerja keras, berangkat kerja perpakaian rapi, necis, bau wangi, bersepatu. Lagu yang didengar anak-anak pun mengajak jadi dokter. Coba tengok lagu berjudul “Kodok ngorek”.

Kodok ngorek, kodok ngorek, ngorek pinggir kali,

teot teblung, teot teblung, teot teot teblung,

bocah nakal, bocah nakal, jaluk dijamoni,

jamu opo, jamu opo, jamu butrowani,

bocah pinter, bocah pinter, besuk dadi dokter,

numpak opo, numpak opo, numpak heli kopter.

Ironis, kan? Anak tidak diberi kebebasan memilih.

Dasar ini lah PAUD Al Hidayah ingin menyiapkan generasi penerus masa depan yang siap menghadapi tantangan globalisasi, pasar bebas, dengan menanamkan karakter-karakter entrepreneur. Karakter ini meliputi; pantang menyerah, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, percaya diri, memiliki jiwa kepemimpinan, religius dan cerdas literasi. Entrepreneur kids sebagai salah satu alternatif agar mulai terbangun dan keluar dari tempurung kodok ngorek.

  1. Pilih program pembelajaran yang menarik

Program pembelajaran yang menarik merupakan inspirasi awal dan akan menjadi magnet anak untuk bermain dan belajar dengan nyaman. Guru harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar dengan ragam pilihan main. Anak berhak memilih kegiatan yang diminati. Dengan kata lain, sekolah memfasilitasi anak untuk merdeka bermain dan merdeka belajar.

Salah satu contoh kegiatan yang dilaksanakan PAUD Al Hidayah adalah literasi finansial, inspirasi kelas, fun cooking, eksperimen sains, pembangunan, proyek, bermain peran dan parenting literasi.

 

  1. Fasilitasi pembelajaran berbasis digital

Teknologi digital tidak dapat dipungkiri, dihindari atau dijauhi. Kondisi saat ini menuntut kita mengetahui, mengerti, memahami, mengikuti perkembangan dunia digital, kemudian mampu menggunakan mulai usia dini sampai usia mau mati. Jika tidak mengikuti perubahan, ya bakal tertinggal informasi.

PAUD juga membutuhkan inovasi pembelajaran berbasis digital. Sebagai upaya memfasilitasi proses pembelajaran terkini. kegiatan yang dilakukan PAUD Al Hidayah antara lain; pembuatan medsos (YouTube, IG, FB, dan Website), pembuatan konten pembelajaran yang diunggah ke medsos. Selain itu, penyampaian tema mengunakan power point. Anak mengoperasikan sendiri dengan menekan anak panah pada keyboard, PPT yang telah disiapkan dapat  menyebutkan apa nama gambar yang tertayang.

  1. Fasilitasi lingkungan belajar yang berkualitas.

Lingkungan belajar berkualitas tentu menjadi daya tarik bagi anak dan orang tua, yang kemudian menjadi pilihan tempat bermain dan belajar. Sarana dan prasarana yang menyenangkan, aman, nyaman dan bersih, membuat anak betah berproses menjadi diri yang mandiri, bertangungjawab, dan menggali pengetahuan bersama guru di sekolah.

PAUD Al Hidayah, dalam upaya mewujudkan hal tersebut, memfalisitasi kegiatan berbasis proyek, berbasis alam lingkungan sekitar, memfasilitasi anak dapat berimajinasi dalam bentuk karya, menggunaan tempat sekitar sebagai sumber belajar, menggunakan tanaman/binatang sebagai sumber belajar, menggunakan alat dan bahan alam sebagai sumber belajar dan menggunakan pendekatan saintifik dengan pertanyaan-pertanyaan HOTS. (Yuli_WP).

 

  • Penulis adalah pengelola PAUD Al Hidayah di Bojonegoro, Jawa Timur.

Facebook Comments

Comments are closed.