Oleh: Moh. Husen
MEPNews.id – Pemilu 17 April 2019 telah usai. Para petugas penegak demokrasi di Tempat Pemungutan Suara yang meninggal dunia akibat kelelahan semoga khusnul khotimah. Keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran oleh Allah. Petugas yang sakit semoga segera sembuh.
Pemilu kali ini memang sangat melelahkan.
Sejak awal, begitu keputusan Mahkamah Konstitusi yang memberi tambahan waktu 12 jam dari durasi pemungutan suara yang semula harus selesai pada pukul 00.00 ditambah 12 jam lagi itu, sudah merupakan bayangan nyata betapa Pemilu kali ini akan berjalan dengan panjang hingga dini hari bahkan sampai menjelang shubuh dan pagi.
Usai pesta demokrasi itu, Alhamdulillah, masyarakat kembali dengan kesibukannya masing-masing. Bukannya mereka apatis terhadap hasil Pemilu yang memang belum diumumkan secara resmi oleh KPU. Melainkan, menjelang Ramadhan dengan puncak ujungnya Idul Fitri, secara natural dan religius masyarakat mempunyai kesibukannya sendiri. Terutama masyarakat pasar yang memang musim panennya adalah di bulan puasa dan hari raya kelak.
Sembari menunggu pengumuman dari KPU mengenai perolehan suara Presiden, Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten, tak terasa kini kita sebagai umat Islam telah hampir tiba di bulan Ramadhan. Tak lebih dari semingguan lagi kita akan memasukinya. Sebuah saat di mana laparnya berpuasa terasa sangat begitu indah. Nikmatnya suasana sahur dan berbuka. Malam tarawih dan bahagianya tadarus, dan seterusnya.
Adakah di antara kita yang tidak bergembira dengan hampir tibanya bulan suci Ramadhan ini? Tidakkah kita penasaran betapa puasa sungguh sangat menyehatkan dan menyegarkan kehidupan jasmani rohani kita semua? Adakah di antara kita yang kangen dengan rasa lapar yang begitu bercahaya serta sangat begitu aneh itu? Sebuah lapar yang berbeda dengan kelaparan.
Perkara duka-duka ekonomi dan problem-problem manusiawi, marilah kita ‘ikhlaskan’ sejenak. Kita bersyukur dan bergembira bahwa dengan adanya puasa maka rasa-rasanya segala sesuatu akan diseimbangkan kembali, dinetralisir dan dinormalisasikan kembali, sehingga pasca puasa kita merasakan diri kita telah kembali bagai bayi yang baru lahir.
Termasuk pemilu yang melelahkan ini, pertikaian rasa kalah-menang dari mereka yang berkompetisi, akan segera nol kembali dengan masuknya kita semua ke dalam vibrasi keagungan Ramadhan. Semacam restart dari berbagai macam kondisi yang menegangkan dan capek.
“Marilah kita istirahat dari capeknya Pemilu. Kini, mari kita nikmati pertapaan yang sejati, yakni puasa Ramadhan yang hampir tiba,” kata seseorang.
Banyuwangi, 2 Mei 2019