MEPNews.id –— Banyak orangtua bingung menghadapi anak balitanya yang agresif. Bingung karena si anak tak ingin berhenti bergerak. Bahkan si anak tidak berhenti keliling rumah, kamar, hingga tanpa sadar merusak banyak hal yang ada di rumah.
“Kalau Bapak dan Ibu tidak memiliki kesadaran edukasi, maka reaksi terhadap anak agresif justru bisa menghentikan kreativitas anak Di masa datang,” tegas Yusron Aminulloh, Master Trainer MEP, pengajar kelas Parenting.
Yusron mencontohkan, ada ayah atau ibu yang tanpa sadar, karena keusilan anaknya merusak barang perabot rumah, lantas membentak anak, berteriak bahkan yang ekstrim menyebut anaknya nakal.
“Orang tua yang membentak anak, tidak hanya sedang membunuh sel-sel otak anak yang sedang berkembang, memutus neuron yang sedang tersambung oleh kreativitas anak, tetapi juga sedang menanam benih ‘ketakutan’ pada hati anak,” tegas penulis 17 buku ini.
Lantas bagaimana mengatasinya?
Ada tiga tips yang ditawarkan.
Pertama, menyadari agresifnya sang anak adalah kelebihan, bukan kelemahan. Itu anugerah, bukan cobaan. Mindset semacam ini penting bagi orangtua untuk memposisikan diri.
Kedua, orangtua harus siapkan ragam permainan dan obyek bagi anak. Tipikal anak seperti ini mudah bosan terhadap sesuatu. Tidak mungkin anak semacam ini bertahan lama dalam satu fokus. Maka, orangtua yang harus memposisikan diri secara tepat.
Ketiga, anak yang kreatif harus didekatkan dengan air dan tanah, pasir, malam dan sejenisnya. Sekarang banyak tersedia ragam permaianan seperti itu yang tidak membahayakan anak.
Tiga tips dasar ini tidak bisa dipisahkan. Ketiganya terkait langsung antara mindset orangtua yang benar dan memposisikan anak kreatif secara tepat. (Im)