mepnews.id – Lima siswa SMA Labschool Unesa 1 Surabaya meraih medali emas kategori Health dalam ajang 2nd International Youth Conference (IYC) 2025 di Universiti Putra Malaysia, 19–20 Mei 2025. Reahendis Luckyta Maytari, Juventia Atha Ahmad, Faisal Suryo Anggoro, Azifah Novalia Rahmayanti, dan Zerline Laili Ramadhani dari kelas XI itu juga dinobatkan sebagai juara 3 umum atau 3rd winner for all categories.
Dikabarkan situs resmi unesa.ac.id, mereka berkompetisi melalui karya ‘The Tale of Jamu: Enhancing Herbal Literacy Through Children’s Storybook‘ yang memikat perhatian dewan juri internasional.
Mereka menulis, mendesain, memproduksi dan menciptakan buku cerita anak berjudul ‘The Magical Jamu From Yawadwipa’. Buku ini dirancang untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan tentang jamu pada anak-anak, sekaligus melestarikan jamu sebagai warisan budaya Nusantara melalui pendekatan edukatif. Hal ini mengantarkan mereka memboyong penghargaan prestisius.
Juventia Atha Ahmad tak menyangka timnya menyabet gelar. “Kami bersyukur. Awalnya hanya ingin tampil maksimal, ternyata bisa pulang bawa medali emas dan jadi juara umum ketiga. Ajang ini cukup menantang. Sesi tanya jawabnya penuh pertanyaan kritis dari juri. Tetapi kami belajar banyak dari situ,” ungkapnya.
Persiapan tim lebih dari dua bulan. Mereka rutin melakukan riset, uji coba, simulasi presentasi, hingga pelatihan bahasa Inggris dan public speaking demi tampil optimal di forum yang diikuti peserta dari Malaysia, Thailand, Filipina, Arab Saudi, dan lainnya.
Dewi Purwanti, Kepala SMA Labschool Unesa 1 Surabaya, bangga atas capaian siswanya. Sekolah turut mengawal dan mendampingi siswa selama pendaftaran hingga pengumuman. Itu bentuk dukungan penuh mendorong siswa berprestasi di dalam dan luar negeri.
“Kemenangan ini buah dari kerja keras siswa, kolaborasi tim yang solid, dan pendampingan intensif dari para guru pembimbing. Bagi kami, ini bukan sekadar medali, tetapi bukti karakter unggul dan semangat inovasi yang terus kami tanamkan di Labschool,” ujarnya.
Ekris Sutiyanti, guru pembina tim, menyebut pendekatan design thinking dan project based learning menjadi kunci keberhasilan. “Model ini selaras dengan visi SMA Labschool Unesa 1 sebagai sekolah digital berwawasan global dan berkarakter kuat.”
International Youth Conference merupakan ajang ilmiah tahunan bergengsi yang mengangkat tema ‘Youth Innovation for Sustainable Future’. Kompetisi ini membagi lomba dalam enam kategori, yakni health, environment, education, technology, social innovation, dan agriculture.
Dalam kompetisi, seluruh peserta diwajibkan menyampaikan presentasi dan menjawab pertanyaan panel juri dalam bahasa Inggris. Meski berlangsung ketat, suasana kompetisi tetap hangat dan penuh semangat kolaboratif lintas budaya. (M. Ja’far Sodiq)


