mepnews.id – Politeknik Negeri Jember (Polije) sudah mengikat hubungan kerjasama dengan Prefectural University of Hiroshima (PUH) di Jepang. Salah satu bentuk kerjasamanya adalah Spring PUH Exchange Program. Program pertukaran mahasiswa ini bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih luas dalam bidang akademik dan teknologi, sekaligus mengenalkan budaya Jepang kepada para peserta.
Salah satu aktivitas budaya yang dipersembahkan adalah peragaan Kimono pakaian tradisional Jepang. Penyelenggaranya, Shobara International Exchange Association (SIEA). Acara ini untuk mendorong pertukaran budaya dan mempererat hubungan antara komunitas lokal dan internasional di Shobara.
Dalam acara di pusat budaya Rakushowza ini, para peserta mendapat kesempatan unik merasakan budaya Jepang secara langsung dengan mengenakan kimono tradisional. Para ahli hadir membantu peserta dalam proses mengenakan kimono yang rumit. Mengenakannya bisa sampai sekitar 30 menit.
Bagi banyak peserta, ini kali pertama mengenakan kimono sehingga menjadikan pengalaman sangat berkesan. Farihatul Jannah, salah satu mahasiswa Polije, mengaku, “Saya sangat senang bisa mencoba kimono secara langsung. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan.”
Dikabarkan situs resmi polije.ac.id edisi 8 April 2025, peserta lainnya Lucky Fajar Irawan, Baqir Mohammad, Ruth Monica, dan Umi Kulsum, yang juga mengikuti program mahasiswa internasional Fall Semester PUH 2024.
Setelah mengenakan kimono, para peserta berjalan-jalan di sekitar Shobara, berfoto di lokasi ikonik yang dikenal karena nilai historis dan keindahan estetikanya. Tempat-tempat indah ini menjadi latar sempurna untuk mengabadikan keindahan pakaian tradisional Jepang.
“Berjalan-jalan mengenakan kimono dan berbincang dengan warga lokal memberi saya perspektif baru tentang budaya Jepang,” ujar Baqir.
Kehadiran peserta dalam balutan kimono menarik perhatian warga setempat. Bebebrapa menghampiri peserta untuk berbincang dan berbagi cerita tentang tradisi serta makna di balik kimono. Interaksi ini menciptakan suasana hangat dan ramah, sehingga membangun hubungan lebih erat antara komunitas lokal dan internasional.
Acara ditutup saat para peserta kembali ke Rakushowza untuk mengembalikan kimono. (hnf)