mepnews.id – Perpustakaan Cendekia SMP Tunas Agro di Seruyan melakukan inovasi melalui kegiatan Perpustakaan Goes To Halte. Kegiatan sejak Juli 2024 itu supaya dapat menjangkau anak –anak dan remaja yang terkendala dengan koleksi bahan pustaka. Perpustakaan Goes To Halte ini menyediakan 1000 judul buku bacaan.
Lokasinya ada di empat titik yakni; Halte Terawan Estate, Halte Sungai Purun Estate, Halte Sungai Purun Mill, Halte Yayasan. Masyarakat umum, termasuk anak-anak dan remaja, usai berkegiatan sore tadarus atau olahraga, dapat membaca koleksi Perpustakaan Goes To Halte.
Tidak ada penjagaan maupun pengamanan di area Perpustakaan Goes To Halte. Pengunjung dapat membaca buku tanpa ketentuan mengikat. Boleh baca di tempat, tapi tidak boleh dibawa pulang. Bahkan, ada reward. Pemustaka, yang selesai membaca lalu mengulas isinya, bakal mendapat free snack yang sudah disipakan pengelola Perpustakaan Cendekia Goes To Halte.
“Perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah kadang sulit dijangkau anak-anak karena lokasi cukup jauh. Selain itu, kadang ragam koleksi perpustakaan sekolah kurang banyak. Untuk meminimalisir masalah jarak dan memenuhi aneka ragam bacaan, maka dibuatlah inovasi Perpustakaan Cendekia Goes To Halte,” tutur Nopiar Rahman, sekretaris Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kalimantan Tengah, sekaligus pendiri TBM Grup Literasi Gawi Hatantiring Seruyan.
Perpustakaan Cendekia Goes To Halte didukung Kepala SMP Tunas Agro, para pengelola perpustakaan, dan manajemen Yayasan Agro Harapan –YAH.
Kak Nono, panggilan Nopiar Rahman, menuturkan koleksi Perpustakaan Cendekia berisi majalah, pengetahuan umum, buku bacaan anak-anak dan remaja. Variasi dilakukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan anak-anak dan remaja.
Koleksi buku juga memperhatikan kebutuhan dari pembaca. Biasanya halte ini digunakan saat pagi dan siang saja namun sore hari tidak dipergunakan.
Untuk memfasilitasi layanan, Perpustakaan Goes To Halte perlu memberikan tata tertib agar pengunjung mengetahui hak dan kewajiban mereka. Sistem tanpa pengawasan dan penjagaan dilakukan untuk mendidik anak–anak dan remaja supaya menjaga fasilitas umum, berperilaku jujur, dan bertanggungjawab.
Ia berharap Purpustakaan Cendekia Goes To Halte dapat digunakan sebagai gerakan membangun kesadaran masyarakat terhadap literasi. Perpustakaan Cendekia Goes To Halte dapat menjadi media promosi bagi perpustakaan sekolah. Poster dan pengumuman terkait perpustakaan dapat dimuat di Perpustakan Cendekia Goes To Halte, sehingga anak-anak, remaja dan masyarakat yang datang ke halte bus dapat membaca informasi tersebut.
Perpustakaan Goes To Halte juga dapat memberikan pendidikan literasi informasi melalui poster berisi ajakan menjaga koleksi perpustakaan. Memberi informasi bahwa koleksi perpustakaan tidak untuk dirusak. Pasalnya, koleksi tersebut penting bagi orang lain. Mendidik anak-anak, remaja dan masyarakat untuk bertanggungjawab diawali dari hal yang paling kecil.