mepnews.id – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama OceanX menggelar Young Explorer Program (YEP) sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk mengeksplorasi perairan di kawasan Asia Tenggara. Dalam program ini, tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada terpilih ikut menjelajah lautan pada 5-9 Agustus 2024.
I Gusti Ayu Maresta Amrita P. P. (Ilmu Ekonomi, 2021), Calvin Muliawan (Biologi, 2021), dan Najwa Waqiah (Manajemen, 2022) bersama mahasiswa dari kampus lain menempuh perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Benoa di Bali menuju Bitung di Sulawesi Utara. Mereka berada di dalam kapal yang dirancang untuk misi penelitian ilmiah dan produksi media, dilengkapi teknologi yang memungkinkan eksplorasi laut dalam.
Dalam perjalanan, terdapat berbagai kegiatan pembelajaran menarik seputar oseanografi. Mahasiswa dapat melihat langsung dan belajar melalui lokakarya, ceramah, laboratorium tentang prinsip oseanografi, DNA lingkungan (eDNA), pemetaan akustik, dan biogeokimia laut.
Calvin Muliawan senang sekali bisa terlibat dalam program YEP. Awalnya, ia tidak yakin dapat mengikuti program ini karena bentrok dengan agenda kuliah dan kegiatan lainnya. Setelah konsultasi dengan dosen, ia memutuskan ikut seleksi berkas dan wawancara hingga dinyatakan lolos sebagai peserta YEP 2024.
“Semua ini benar-benar menguji seberapa besar komitmen saya terhadap bidang kelautan dan misi OceanX,” ucap Calvin lewat situs resmi ugm.ac.id.
Pengalaman yang paling berkesan adalah ia bisa siaran langsung di dalam kapal OceanXplorer. Lalu, Calvin dan mahasiswa lainnya berbagi informasi tentang pentingnya Ocean Education dan kesadaran publik akan kelautan.
Menurutnya, Program YEP membuka peluang untuk mengembangkan hubungan jangka panjang dengan mentor dan membangun jaringan karir di masa depan. Program ini tak hanya fokus pada aspek ilmiah dan teknologi, tetapi juga pada pengembangan pribadi dan profesional peserta.
Mahasiswa bersama awak kapal yang merupakan mentor sekaligus peneliti juga dapat berbagi pengalaman di ranah profesional. Program ini menciptakan jaringan dukungan yang berkelanjutan yang dapat membantu mahasiswa dalam perjalanan karier di masa depan.
Meizani Irmadhiany, Wakil Presiden Senior dan Ketua Eksekutif Konservasi Indonesia, menyatakan pihaknya berkomitmen melestarikan keanekaragaman hayati laut dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.
“Kolaborasi ini akan memajukan pengetahuan ilmiah, mendukung penciptaan kawasan perlindungan laut berkelanjutan, dan mendorong pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab,” terangnya.
Selain sebagai sarana belajar bagi peneliti muda, Program YEP juga ditujukan untuk berkontribusi terhadap perlindungan 30% wilayah laut Indonesia pada 2045. Tentunya dengan dorongan perekonomian laut yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir.
Kapal yang digunakan dalam Program YEP dirancang dengan teknologi mutakhir untuk mensurvei beragam lingkungan laut, termasuk habitat laut dalam, dangkal, dan pesisir. Tersedia kapal selam sampai kedalaman 1.000 meter. Ada laboratorium penelitian dengan kemampuan mengurutkan DNA generasi berikutnya, kemampuan pemetaan akustik penuh, sampai analisis konduktivitas suhu dan kedalaman. Kapal ini juga memiliki fitur Remote Operated Vehicle (ROV) atau kendaraan yang dapat dioperasikan jarak jauh hingga kedalaman 6 kilometer di bawah permukaan laut.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengatakan program ini dibuat terbuka untuk semua calon ilmuwan muda berdasarkan open call dan kolaborasi kompetitif. Kolaborasi ini menjadi salah satu kesempatan untuk menjelajah lebih jauh perairan Indonesia, khususnya bagi peneliti muda.(Tasya)
POST A COMMENT.