mepnews.id – Sejak 2016, Pusat Riset Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) konsisten melakukan uji tembak rudal. Uji tembak Rudal Merapi, berkode Rupi E2–2023, dilakukan di Lapangan Tembak Air Weapon Range (AWR) TNI AU, Pandangwangi, Lumajang, pada 1-3 Desember 2023.
Dikabarkan situs resmi uad.ac.id, rudal hasil kerja sama Pusat Riset CIRNOV UAD dengan PT Dahana ini diuji untuk evaluasi teknik pembidikan, sistem keamanan penembakan, aspek pengenaan, dan performa rudal. Pada uji tembak ini, Flare digunakan sebagai sumber radiasi sinar infra merah yang diangkut Hexacopter (drone besar) dengan kapasitas angkut 16 kg untuk jarak tembak lebih dari 1000 m.
Uji tembak ini juga ditinjau Kepala Pusat Iptekhan Kemenhan Marsma Arief Hardoyo, Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU Kolonel Anang B, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) Letkol Inf Edi Sujarwoko, dan Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklat TNI AD.
Rudal Merapi E2–2023 itu dilengkapi teknologi terbaru dalam bidik sasaran. Teknologi Night Vision ini memungkinkan pesawat terbang maupun drone yang menjadi sasaran dapat dibidik dan dikunci dengan cepat.
Penggunaan teleskop jarak jauh memungkinkan petembak Rudal Merapi mengarahkan peluncur siang maupun malam dengan nyaman. Saat ada informasi obyek terbang di posisi tertentu, petembak bisa dengan cepat mengarahkan teknologi Alat Bidik untuk mengunci sasaran.
Sistem penembakan didesain dengan tingkat keamanan sangat baik melalui serangkaian switch yang sudah terintegrasi antara isyarat penguncian sasaran, pelatuk penembakan, pencetus roket pendorong, waktu untuk teknik pengamanan fuzze warhead dan fitur lainnya.
Rudal Merapi, sebagaimana rudal panggul lainnya, dirancang untuk mengejar dan menghancurkan sasaran di udara. Rudal Merapi didesain dapat mengejar radiasi sinar infra merah yang dihasilkan mesin pesawat atau bagian lain yang memungkinkan ditangkap sensor (seeker) yang dipasang pada ujung rudal.
Dengan peningkatan akurasi, Rudal Merapi bisa melesat menuju sasaran dan tidak mudah dikecoh berbagai obyek yang sengaja dilemparkan pesawat dan obyek-obyek lain di sekitar tempat penembakan.
Rudal Merapi telah mengalami banyak penyempurnaan. Desain awalnya sangat sederhana. Kemudian, peluncurnya yang berupa rel dikembangkan menjadi tabung sehingga memungkinkan lipatan sirip rudal dimasukkan sebelum ditembakkan. Teknik bidikan manual juga dikembangkan menggunakan teleskop digital untuk penembakan siang maupun malam hari.
Saat ini, Rudal Merapi menggunakan remote peluncur untuk memudahkan Petembak Rudal mengendalikan joystick layaknya gamer dalam membidik sasaran. Juga, dilengkapi tombol yang aman dan nyaman.
Kandungan lokal yang tinggi pada Rudal Merapi adalah hasil desain sendiri. Bukan melalui proses reverse engineering. Kemandirian ini menjadi keunggulan negara jika terjadi embargo atau ada kebijakan pembelian tertentu dari luar negeri.
Prof. Hariyadi, Project Leader sekaligus Kepala CIRNOV UAD, menyampaikan, “Penyempurnaan akan selalu dilakukan agar kualitas produk riset itu dapat memenuhi standar industri pertahanan dan keamanan dan bisa digunakan TNI sebagai persembahan anak bangsa kepada negara Indonesia tercinta.” (Doc)