Oleh: Esti D. Purwitasari SPsi MM
mepnews.id – “Ada apa lagi, sih?” saya merespon telepon Niz dari lantai bawah.
“Duh, aku merasa kerjaku nggak beres lagi….
“Hmmm, itu lagi. Kan aku sudah bilang, kau sudah sesuai target, waktunya malah lebih cepat, hasilnya juga oke. Sudah bagus, itu.”
“Tapi,.. aku…”
………..
Pembaca yang budiman, Niz teman kerja saya itu mengalami gejala impostor syndrome. Karena ‘sindrom penipu diri sendiri’ itu, kondisi psikologisnya seolah-olah menyatakan ia tidak pantas atau tidak mampu meraih sukses meskipun sudah memiliki pencapaian yang baik-baik saja.
Tentu, gangguan semacam ini tidak baik. Risikonya antara lain, mendapat stres dan kecemasan lebih tinggi karena selalu merasa perlu membuktikan diri tampil sempurna, merasa kurang percaya diri dan meragukan kemampuan diri, hingga menyebabkan masalah kesejahteraan mental, seperti depresi, kecemasan, dan kelelahan emosional.
Dampak sosialnya adalah ia jadi cenderung menarik diri dari interaksi atau kerjasama karena takut orang lain mengetahui bahwa ia impostor. Ini dapat menyebabkan isolasi dan kurangnya dukungan sosial. Bila tidak ditangani dengan baik, Niz bisa mengalami hambatan karir karena dirinya sendiri merasa takut gagal atau merasa tidak pantas mendapat posisi tertentu.
Saya sudah berkali-kali bilang pada Niz, kondisi impostor syndrome dapat diatasi. Mindset dia harus ditata ulang agar jadi lebih percaya diri. Maka, dukungan sosial antar teman dan konseling dengan pakar bisa membantu dia mengatasi dampak negatif impostor syndrome dan membangun kepercayaan diri yang lebih sehat.
Nah, bestie di tempat kerja berperan penting dalam menata pikiran Niz ini. Dengan menyediakan ruang yang mendukung untuk berbagi pencapaian atau tantangan, sahabat di tempat kerja dapat membantu Niz mengenali dan menginternalisasikan kesuksesan serta mengontekstualisasikan kegagalan.
Bestie sejati adalah pendengar yang baik dan memiliki naluri kuat untuk memahami kondisi kesehatan emosional si impostor. Sahabat sejati bisa menjadi semacam sistem radar peringatan dini yang dapat dipercaya saat si impostor menunjukkan tanda-tanda kelelahan, kecemasan, atau tak enak pikiran.
Bestie sejati yang dapat diandalkan dan berempati bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri sekaligus mendorong Niz atau impostor lainnya untuk mengambil pendekatan lebih tangguh terhadap karier dan kesejahteraan pribadinya.
Bestie sejati baik cenderung bersikap asertif dan suportif, memberikan umpan balik yang jujur dan membangun, serta mendorong kekuatan dan pencapaian objektif. Ia dapat mendorong Niz dan impostor lainnya untuk mengembangkan kemampuan dan menghadapi tantangan baru, sekaligus memastikan diri merasa dihargai dan mampu.
Nah, yang jadi masalah bagi saya di lantai atas adalah saya tidak tahu siapa bestie-nya Niz.