Pakan Fungsional, Turunkan Tingkat Kematian Cempe

mepnews.id – Jumlah kelahiran anak kambing (cempe) di Indonesia cukup tinggi, namun tingkat kematiannya mencapai 25%. Sisanya 75% ibarat hidup segan mati tak mau. Padahal, cempe bisa dimanfaatkan sebagai bakal hewan sembelihan atau menjadi induk sehat yang dapat melahirkan banyak anak.

Dr Ir Ahmad Wahyudi MKes IPU, dosen Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengatakan banyak peternak tidak memberikan pakan sesuai pertumbuhan kambing. Misalnya, hanya menyediakan rumput dan ampas. Pakan tidak diformulasikan, misalnya kurang unsur protein bagi perkembangan.

“Pemberian pakan yang tidak tepat menyebabkan stunting pada anak-anak kambing, sapi maupun domba. Maka, tim peneliti kami menciptakan pakan yang tepat bagi para cempe. Inovasi pakan ini bertujuan mengurangi tingkat kematian dan mengurangi stunting sehingga cempe bisa tumbuh dengan baik dan sehat,” ujarnya.

Ketika lahir, cempe harus meminum ASI (air susu induk) atau kolostrum yang menyediakan cukup imun. Jika tidak cukup, cempe berisiko terserang penyakit. Sementara itu, induk juga harus dipenuhi gizinya. Jika tidak, air susunya tidak berkualitas.

Setelah mendapat cukup ASI, cempe harus mendapatkan nutrisi sesuai. Maka, Wahyudi dan tim peneliti menciptakan pakan fungsional dengan komposisi bagus serta memenuhi syarat pakan. Syaratnya, 65-70 persen bisa dicerna.

Berbeda dengan pelet pada umumnya, pakan buatannya ditambahi bakteri asam laktat sehingga lebih menyehatkan. “Banyak hal harus saya lewati agar inovasi ini bekerja dengan baik. Saya bahkan belajar pakan fungsional enam bulan di Jepang. Utamanya cara menambahkan bakteri asam laktat ke komposisi pakan,” tegasnya.

Pembuatan bakteri asam laktat dilakukan melalui isolasi. Bakteri diambil dari tanaman jagung, kemudian diisolasi menggunakan media di laboratorium. Kini, Wahyudi dan tim telah mematenkan inovasi pelet tersebut.

Sebelum inovasinya jadi, ia melakukan penelitian 2019 hingga 2021. Ia mengajak dan berdiskusi dengan berbagai pihak, termasuk tim ekonomi hingga ahli bidang peternakan. Ia menghabiskan banyak waktu di laboratorium peternakan dan mikrobiologi UMM untuk menguji dan menganalisa bakteri-bakteri.

“Saat ini, produk ini masih dalam proses penawaran ke berbagai elemen masyarakat dan industri. Saya yakin inovasi ini memiliki manfaat besar untuk mengatasi kematian dan stunting pada cempe,” kata ia dikutip situs resmi umm.ac.id. (Nov/Wil)

Facebook Comments

Comments are closed.