Percaya Diri Itu Investasi Besar bagi Masa Depan Anak

Oleh: Esti D. Purwitasari

mepnews.id – Ada anak yang ngomongnya ngecipris di bangku tapi tiba-tiba diam seribu bahasa dan berkeringat dingin saat diminta tampil di depan kelas. Ada anak yang miskin lalu hanya bisa menangis saat dibuli teman-temannya karena sepatunya robek. Ada anak invalid kaki yang diam menonton di pinggir kolam saat teman-temannya berlatih renang.

Ada anak yang nggak banyak bicara namun seolah-olah jadi ‘singa podium’ saat diberi kesempatan tampil di depan umum. Ada anak miskin yang justru memimpin teman-teman sekolahnya melakukan bakti sosial bersih-bersih jalan. Ada anak cacat kaki yang berlomba renang bahkan lawan anak-anak normal.

Pembaca yang budiman, apa yang membedakan anak-anak di paragraf pertama dan paragraf kedua di atas? Ya, Anda betul. Penentu perbedaan mereka adalah rasa percaya diri. Anak-anak di paragraf pertama tidak cukup percaya diri. Anak-anak di paragraf kedua punya rasa percaya diri yang tinggi.

Dr Dorothy Rich menggagas konsep MegaSkill yang berisi ketrampilan-ketrampilan percaya diri, inisiatif, motivasi, upaya, tanggung jawab, gigih, peduli, bernalar, bisa menyelesaikan masalah, fokus, dan respek. Dua belas skill ini bisa menjadi mesin penggerak anak untuk berkembang menjadi manusia sukses.

Percaya diri di sini berarti mempercayai kemampuan diri dan keberadaan diri secara realistis dan sewajarnya. Tidak percaya diri berlebihan yang menjurus ke sombong. Tidak juga kurang percaya diri sehingga menjurus ke minder.

Anak yang percaya diri cenderung bisa melakukan sesuatu secara lebih baik daripada anak-anak yang tidak percaya diri. Anak yang percaya diri cenderung bisa berprestasi luar biasa. Anak yang percaya diri bangga dengan hal-hal yang dilakukannya. Anak yang percaya diri siap mencoba hal-hal baru dan mau belajar dari kesalahan. Anak yang percaya diri lebih fokus pada tujuan hidup, menikmati proses belajar, dan membangun mimpi setiap saat.

Karena punya banyak bekal pengalaman, anak akan lebih siap menghadapi hal-hal yang lebih baru, lebih menantang, dan lebih menjanjikan di masa dewasanya. Pada saat yang sama, perasaan percaya diri juga membantu ia mengembangkan kepekaan sosial dan emosional pada sekitarnya.

Facebook Comments

Comments are closed.