Ada Batu Karang Semar di Tengah Muara Lebar

Oleh: Sri Mulat Tri Suhartatik

mepnews.id – Banyuwangi merupakan kabupaten paling timur di pulau Jawa. Tak heran, bumi Blambangan ini dikelilingi banyak destinasi wisata laut yang sangat indah. Salah satu yang patut dikunjungi adalah Pantai Parang Semar. Pantai selatan dengan keindahan muara serta laut yang menakjubkan ini wajib masuk daftar kunjungan ketika di Banyuwangi.

Pantai Parang Semar terletak di Dusun Purwosari, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung. Dari pusat kota Banyuwangi, tempat wisata ini berjarak 63 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan sekitar 1 atau 2 jam. Akses ke tempat tujuan terbilang mudah karena jalannya dapat dilalui kendaraan roda dua serta roda empat. Tempat wisata ini berdekatan dengan wisata Rawa Biru dan Pantai Lampon.

Nikmatnya sinar matahari pagi di Pantai Parang Semar.

Nama pantai ini diambil dari kata ‘parang‘ yang berarti batu karang dan Semar yakni tokoh wayang punakawan penasehat para ksatria. Konon, batu karang ini dulu berada di daratan. Karena abrasi, maka batu tersebut akhirnya masuk ke laut sehingga sukar dijangkau dari darat. Batu karang tersebut dapat dijangkau pada bulan-bulan tertentu ketika air surut.

Kawasan ini sudah ada sejak dulu tetapi potensi wisatanya belum tersentuh. Di tepi pantai, sampah menumpuk dan berserakan karena terbawa air dari hulu sungai ke muara. Karena tidak ada tanaman yang bisa menahan tanah, sering terjadi abrasi.

Pada 2019, berkat campur tangan pemerintahan Kecamatan Siliragung bersama jemaat gereja Dusun Purwosari di bawah pimpinan Pendeta Tri Sulo Agus Widodo, pantai ini menjadi tempat wisata yang bisa dikunjungi dan menjadi wahana perkemahan bagi keluarga.

Masyarakat setempat bergotong-royong menanam pohon di sekitar pantai guna menanggulangi abrasi. Sampah-sampah yang menggunung dibakari. Gazebo-gazebo kecil dibangun untuk tempat berteduh. Tiket masuk dibuat sangat terjangkau, yaitu Rp. 5000 per orang.

Salah satu keindahan pantai ini adalah muara yang luas dari bertemunya Sungai Baru dan Sungai Bango. Di tengah muara terdapat batu karang berbentuk seperti Semar. Di dalamnya ada gua peninggalan zaman Jepang. Keindahan lain adalah suasana pedesaan yang sangat kental karena memang jauh dari perkotaan.

Pengunjung bisa bersantai di gazebo-gazebo yang disediakan pengelola.

Pengunjungnya mayoritas wisatawan lokal, karena tempat wisatanya tergolong baru dan belum tekenal. Pagi hari, ketika mentari masih malu-malu menampakan wajah dengan warna keemasan, para pengunjung menikmati kehangatannya. Pantulan sinar di permukaan muara yang bergelut dengan riak-riak kecil menambah keelokan pemandangan.

Pengunjung yang ingin berkeliling atau melihat parang di tengah muara disediakan perahu jukung. Dengan merogoh kocek 25.000 rupiah, pengunjung diantar nakhoda ramah berkeliling menikmati indahnya pantai.

Jika hanya ingin duduk-duduk sambil menikmati semilir angin yang membawa uap air dari selatan, disediakan banyak gazebo di pinggir-pinggir pantai. Bagi pengunjung yang tidak membawa bekal, tersedia berderet-deret warung kecil yang menyediakan aneka menu makanan. Antara lain rujak lontong, soto ayam, bakso dan makanan ringan.

Jika ingin memancing, di muara banyak terdapat tempat nyaman untuk menyalurkan hobi. Suasana air tenang dan di dalamnya banyak ikan, bisa menarik hati para penguji kesabaran ini berlama-lama menunggu umpan digondol ikan.

Anak-anak suka sekali bermain kejar-kejaran dipinggir pantai dengan sesekali memasukan kakinya diair. Suasana yang demikian sangat dirindukan untuk merefresh otak bagi para pekerja yang menghabiskan waktunya untuk memburu rupiah.

Panggung terbuka untuk pentas seni.

Jika ingin bermalam Minggu bersama keluarga menikmati suasana alam terbuka, tersedia perkemahan di lahan luas yang ditanami pohon cemara dan pohon jambu.

Fasilitas yang tersedia di tempat wisata ini ada musholah, toilet, tempat parkir yang luas, ada panggung terbuka yang bisa digunakan untuk kegiatan pentas seni.

Jika ingin mengabadikan kenangan, di pantai ini tersedia spot-spot foto menarik. Anda tinggal berpose lalu difoto untuk dipajang di media sosial Instagram, Facebook, Twitter dan lain sebagainya.

Pada masa pandemi COVID-19, wisata Pantai Parang Semar menjalankan protokol kesehatan. Wisatawan yang masuk diimbau tetap menggunakan masker. Disediakan tempat cuci tangan air sabun di area pintu masuk. Petugas yang mengelola tempat tersebut juga melaksanakan protokol kesehatan ketika bersih-bersih lokasi.

Selain keindahan alamnya, Pantai Parang Semar memiliki kekayaan alam yang dimanfaatkan warga sekitar. Pasir di pesisir pantai mengandung zat besi yang berkhasiat bagi kesehatan. Banyak warga dusun setempat melakukan terapi dengan cara merendam kaki menggunakan butiran-butiran pasir hangat.

Selain ikan, tanah sekitarnya juga menghasilkan tanaman. Di sepanjang jalan masuk menuju tempat wisata ini, pengunjung bisa melihat berjajar-jajar tanaman buah naga milik warga setempat.

Pada musim tertentu satu tahun sekali, pantai ini menghasilkan panen kremis. Kerang-kerang kecil ini digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan ternak. Penduduk sekitar pantai mencari kremis dan menjualnya ke pengepul-pengepul yang siap mengantar ke pabrik.

Masih ada lagi kekayaan alam yang mungkin tidak dimiliki daerah lain. Pantai Parang Semar menghasilkan banyak rajungan. Sebangsa kepiting kecil-kecil ini enak ketika dibuat rempeyek.

Dalam perjalanan pulang, jika ingin membeli oleh-oleh, tersedia juga makanan khas Blambangan yaitu selai Pisang Raja. Harganya sangat ekonomis dan rasanya dijamin mengelitik lidah, tersedia dalam berbagai kemasan. Selain itu, ada dodol buah naga yang sekarang sedang booming.

 

  • Penulis adalah Kepala SDNegeri 4 Siliragung, Banyuwangi

Facebook Comments

Comments are closed.