Monumen Koptu Ruswadi; Hargai Perjuangan Pahlawan Negeri


Oleh: Yanee Lestari

mepnews.id – Semboyan ‘Jas Merah: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah’ seyogianya ditanamkan pada masyarakat, khususnya generasi muda di masa sekarang. Dengan mengenal sejarah bangsa, kita bisa menghargai perjuangan para pahlawan kemerdekaan sehingga rasa nasionalisme semakin tinggi.

Salah satu upaya untuk mengenal dan mengambil hikmah dari sejarah adalah mengunjungi tempat-tempat atau destinasi wisata yang sarat sejarah bangsa. Tak melulu harus ke luar kota. Tempat tertentu di daerah kita pasti ada yang mempunyai nilai sejarah. Salah satu contohnya monumen di Desa Tegaldlimo, Banyuwangi.

Biasanya, saat menuju Alas Purwo yang terkenal dengan Pantai Plengkung, kita hanya melewati Desa Tegaldlimo. Nah, mulai sekarang, kita bisa menilik sebentar monumen petilasan pahlawan Banyuwangi Selatan bernama Koptu Ruswadi.

Koptu Ruswadi merupakan tentara putra daerah Damlimo, Tegaldlimo. Asal beliau di sebelah selatan lapangan Tegaldlimo. Dalam usia masih 18 tahun, beliau bersama masyarakat berperang melawan Belanda pada Agresi Militer I (tahun 1947). Pada saat itu, para pejuang Tegaldlimo memasang ‘blombong‘ (gorong-gorong) untuk memutus jalan tank-tank pasukan Belanda. Meski demikian, Koptu Ruswadi dan beberapa pejuang lainnya gugur dalam peristiwa itu.

Hingga saat ini, Blombong dikenang sebagai nama tempat terjadinya perang antara pejuang Tegaldlimo melawan Belanda. Pejuang yang masih hidup memberikan informasi tentang Koptu Ruswadi dan beberapa rekan mereka yang telah gugur yang dimakamkan di kawasan Blombong. Letak makam mereka di sebelah barat sungai.

Tahun 1980-an, untuk menghargai dan menghormati pengorbanan para pejuang, makam Koptu Ruswadi dan pahlawan Tegaldlimo lainnya di kawasan Blombong dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Banyuwangi oleh pemerintah daerah. Meski begitu, petilasan para pejuang tetap ditandai sebagai tanah makam pejuang Tegaldlimo. Atas inisiatif Dinas P dan K saat itu, dibangun juga monumen sebagai pengingat sejarah bahwa kawasan tersebut merupakan medan laga dan tempat gugurnya Koptu Ruswadi bersama beberapa pejuang. Bahkan, Koptu Ruswadi menjadi nama jalan di situ, yang resmi diakui sebagai nama jalan nasional.

Jembatan yang dikenal dengan sebutan ‘Blombong.’

Monumen Koptu Ruswadi bertempat di Dusun Sumberluhur RT 01 RW 01 Desa Tegaldlimo, Kecamatan Tegaldlimo. Akses termudah untuk pengunjung luar daerah adalah mengikuti jalan utama yang sudah sangat bagus menuju Plengkung, Alas Purwo. Jika dari arah barat, lewat Benculuk menuju Purwoharjo. Jika dari arah timur, lewat Srono menuju Muncar. Baik dari arah Purwoharjo maupun Muncar, sama-sama menuju Desa Tegaldlimo hingga bertemu dengan Simpang Tiga Patung Selancar, kemudian belok menuju arah Plengkung. Dari Patung Selancar, melewati Kantor Kecamatan Tegaldlimo dan sedikit perkampungan, kemudian masuk kawasan persawahan yang di sisi kanan-kiri jalan rimbun dengan pepohonan. Suasana jalan di situ sangat teduh dan sejuk. Kesejukan didukung oleh gemericik air Kali Damlimo di sepanjang barat jalan. Jarak dari Patung Selancar hingga Monumen Koptu Ruswadi ±2 km. Monumen Koptu Ruswadi terletak di sebelah barat jalan, tepat di pinggir Kali Damlimo. Jembatan yang dikenal sebagai kawasan Blombong terletak ±50 m dari sana. Tak jauh dari monumen, terdapat surau sekaligus tempat beristirahat bertembok kayu, dengan panorama sungai dan persawahan. Batu bertumpuk menghiasi beberapa sudut halamannya.

Pelajar memperingati Hari Kemerdekaan di monumen ini.

Dulu, jarang orang berani lewat kawasan Blombong, apalagi ke Monumen Koptu Ruswadi. Lewat pada malam hari, tambah ngeri. Ya, karena kawasan Blombong dikenal sebagai daerah yang wingit. Generasi muda juga jarang mengetahui sejarahnya. Namun, sejak 2004, kawasan Blombong lebih terawat sehingga banyak yang berani berkunjung ke sana. Banyak juga yang mulai memiliki kepedulian terhadap Monumen Koptu Ruswadi.

Pada bulan peringatan Hari Kemerdekaan dan Hari Pahlawan, Monumen Koptu Ruswadi sering terlihat ramai. Untuk mengenang jasa para pahlawan, pemerintah setempat atau beberapa organisasi agama maupun komunitas (pramuka, sepeda ontel, dan lainnya), serta instansi-instansi pendidikan setempat (termasuk pelajar) melakukan pengecatan dan kerja bakti di sekitar monumen setiap Agustus dan November. Bendera Merah Putih juga terpasang selama bulan tersebut. Pada 17 Agustus dan 10 November juga diadakan upacara peringatan. Bahkan, terkadang diadakan kemah atau doa bersama pada malam 17-an maupun malam 10 November.

Rencana pemugaran Monumen Koptu Ruswadi oleh pemerintah setempat.

Berdasarkan keterangan Kepala Desa Tegaldlimo, pemerintah setempat akan melaksanakan pemugaran untuk membuat Monumen Koptu Ruswadi menjadi lebih bagus. Patung Koptu Ruswadi akan dibuat di situ. Pinggir jalan kawasan Blombong juga akan dikembangkan menjadi rest area agar bisa menarik banyak pengunjung. Harapannya, selain sebagai tempat wisata atau rujukan pendidikan yang sarat nilai sejarah, kawasan Blombong juga bisa dijadikan tempat untuk menikmati kuliner setempat sekaligus pelepas penat. Apalagi, kawasan itu berupa area persawahan dan pepohonan yang berhawa sejuk, diiringi suara gemericik air Kali Damlimo yang bersih.

Bersama, mari kita tingkatkan nasionalisme. Kita hargai perjuangan pahlawan Negeri dengan berwisata sejarah di Monumen Koptu Ruswadi.

 

  • Penulis adalah pendidik di SMP Negeri 1 Purwoharjo, Banyuwangi

Facebook Comments

Comments are closed.