Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Oleh: Nur Hamid Sutanto

Mepnews.id – Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communications Technology (ICT) adalah media atau alat yang dijadikan sebagai solusi dalam menjalankan aktivitas selama masa pandemi. Aktivitas yang bersifat pekerjaan, aktivitas sosial, perdagangan, dan khususnya dalam kegiatan pembelajaran dan pendidikan.

Pembelajaran dalam jaringan (daring) atau lebih dikenal dengan pembelajaran online menawarkan fasilitas yang dapat digunakan sebagai pengganti pertemuan tatap muka atau luar jaringan (luring) atau offline.

Protokol kesehatan diberlakukan pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Kesehatan RI atas kerjasama dengan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) dalam membendung penularan COVID-19 yang menyebar melalui interaksi sosial.

Protokol kesehatan yang berkaitan dengan interaksi sosial adalah mengurangi interaksi dan tatap muka secara langsung. Sektor yang menjadi titik berat utama adalah pendidikan dan pembelajaran dengan pertemuan tatap maya.

Tantangan dan peluang muncul dalam penerapan kebijakan tersebut. Yaitu kesiapan sarana dan prasarana yang terangkum dalam kesiapan infrastruktur, kesiapan sumber daya manusia, dan regulasi serta peraturan yang menaunginya.

Dari sisi peserta didik dan pendidik, pendidikan yang diterapkan selama ini adalah pendidikan satu arah yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik dengan sedikit mengabaikan budaya sikap dan nilai-nilai kemandirian dalam literasi belajar.

Selama ini siswa cenderung pasif dan sangat bergantung pada penyampaian materi oleh guru. Padahal sedianya materi yang disampaikan sudah ada di buku atau sumber rujukan lain yang bisa dibaca dan dipelajari secara mandiri di luar pembelajaran sekolah.

Hal inilah yang menjadi kekhawatiran dari datangnya masa pandemi yang mau tidak mau secara cepat merubah kebiasaan lama itu menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan baru ini sangat jauh dari ideal ketika para siswa tidak memiliki bekal budaya sikap literasi dalam pendidikan.

Pandemi sudah berjalan dan memasuki tahun kedua. Pembuktian terhadap berkurangnya kualitas pembejaran secara daring mulai bermunculan, dan menjadi keraguan yang niscaya mendekati kenyataan.

Dengan ketidaksiapan budaya literasi dalam pendidikan di Indonesia, ICT yang luar biasa dan memberikan kemudahan itu menjadi kambing hitam dalam turunnya kualitas pembelajaran dan pendidikan di masa pandemi. Bagai mata pisau yang di satu sisi tumpul sedangkan di sisi lainnya sangat tajam, ICT juga juga pasti seperti itu.

Di satu sisi, ada pandemi yang tidak bisa dihindari oleh siapapun dan negara mana pun, ICT hadir memberikan solusi dalam menjalankan pendidikan dan pembelajaran menggantikan sementara pola pendidikan dan pengajaran di masa normal yang tidak mungkin untuk dilaksanakan.

Akan tetapi, di sisi yang lainnya, ICT akan sangat tidak bermanfaat atau bahkan berbahaya karena ketidaksiapan serta ketidakmampuan kita dalam melaksanakan.

Jika sisi kedua lebih dominan, tujuan utama pendidikan yaitu “transfer knowledge and transfer of value” alias adanya pemindahan pengetahuan dan nilai-nilai yang seharusnya bisa terjadi, menjadi tidak tersampaikan dengan baik.

Pada prinsipnya, ICT adalah alat pendukung yang dibuat dan digunakan untuk memberikan kemudahan dan kemanfaatan bagi para penggunanya. ICT di Indonesia, yang budaya literasinya masih belum tinggi, sebaiknya menjadi alat pengganti sementara dan bukan alat atau cara yang akan digunakan dalam menggantikan cara pembelajaran dan pendidikan sebelumnya.

ICT akan menjadi sangat baik dan tepat sasaran ketika budaya literasi sudah terbentuk dalam setiap diri pendidik maupun dari diri peserta didik. Proses pembelajaran dan pendidikan akan tercapai sesuai harapan dan tujuan pendidikan di Indonesia yang berdasarkan pada falsafah Ki Hajar Dewantara.

Semboyan yang sangat dikenal di dunia pendidikan Indonesia yaitu “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Yang memiliki arti “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan”.

 

* Penulis adalah Tenaga Kependidikan Tetap di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, serta menembuh pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana, dan Magister Komputer Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta, serta aktif dalam Pembinaan Pemuda/Remaja, dan Pendampingan Keluarga Muda.

Instagram @nurhamidsutanto

Facebook fb.com/nhamidsutanto

Email hamid.alsa@gmail.com

Facebook Comments

Comments are closed.