Pembelajaran Global, Mengapa Tidak?

Oleh: Siti Chusnia

Ya, mengapa tidak memanfaatkan pembelajaran global untuk pendidikan di Indonesia tahun 2045. Menyambut kado Generasi Emat untuk ulang tahun Republik Indonesia ke-100, pembalajaran global sangat dimungkinkan dengan tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

Media digital, yang sudah intens diperkenalkan dalam era pandemi COVID-19, mempermudah siswa mengakses informasi berguna, berkomunikasi, mencari kesempatan, atau mengikuti kelompok belajar. Tak pelak, seiring waktu, berbagai bentuk media digital, seperti laptop, video, dan riset online, telah dimasukkan ke dalam pendidikan sehari-hari.

Manfaat media digital global untuk pendidikan di Indonesia sangat banyak. Antara lain; mempermudah pencarian informasi terkait lembaga pendidikan, menghemat waktu dan biaya, memberi kemudahan dalam menarik minat calon siswa, menjadi referensi bahan pembelajaran dan mempermudah pencarian materi pelajaran, sebagai media diskusi antar guru, memunculkan berbagai sumber belajar seperti perpustakaan, fasilitas multimedia, media pembelajaran online, diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan, memperkaya kosa kata atau penguasaan bahasa asing, menjadi sarana dalam mendapatkan beasiswa, mendorong tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital yang memudahkan proses dalam pekerjaan kita, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Selain banyaknya manfaat pada media digital bagi pendidikan, terdapat juga dampak negatifnya. Dampak negatif media digital global antara lain: ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena mudahnya akses data dan menyebabkan plagiatis melakukan kecurangan, ancaman terjadinya pikiran pintas di mana anak-anak seperti terlatih berpikir pendek dan kurang konsentrasi, ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana seperti menerobos sistem perbankan, menurunnya moralitas, tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media atau sarana belajar misalnya selain men-download e-book tetapi juga mencetaknya, memicu maraknya cyber crime dalam bidang bisnis, memberi kesempatan kejahatan virtual seperti hacking dan carding yang merugikan orang lain, mengganggu kehidupan sosial masyarakat.

Tindakan cyberbullying, penyebaran hoax, ujaran kebencian dan konten pornografi dinilai cukup meresahkan. Efek yang ditimbulkan pun bukan perkara sepele karena merusak generasi bangsa dan memecah belah persatuan.

Untuk mengatasi dampak negatif media digital global, kita perlu berhati-hati menggunakannya. Cara yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi dampak negatif media digital antara lain: melakukan modernisasi hukum pidana formil maupun materiil, melakukan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer, meningkatkan kepekaan warga masyarakat dan aparat penegak hukum terhadap pentingnya pencegahan kejahatan komputer, memberi pelatihan bagi penegak hukum khususnya mendalami kejahatan teknologi dan computer crime, menjadikan etika penggunaan komputer sebagai kurikulum bidang studi informatika (rules of ethic), mengadopsi kebijakan perlindungan korban kejahatan komputer (victim protection) serta menyadari pentingnya korban untuk melapor, meningkatkan peran para pengelola negara untuk berpartisipasi aktif dalam forum internasional menyangkut pencegahan kejahatan komputer, merekomendasikan pada Committee on Crime Prevention Control (CCPC) yang merupakan unit PBB untuk melakukan diseminasi membantu negara anggota dalam menghadapi kejahatan komputer, dan mempertimbangkan kasus kejahatan komputer dalam hal mengimplementasikan perjanjian ekstradisi di bidang cybercrime.

Indonesia bekerja sama dengan negara-negara asing untuk meningkatkan IPTEK. Untuk media digital global, Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Cina untuk  melakukan peningkatan kerjasama iptek dan inovasi yang telah dirintis sejak 2011 dengan membentuk ‘Joint Committee Meeting (JCM)’. Indonesia juga bekerja sama dengan tujuh negara Asia Tenggara terdiri dari Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Diplomasi digital sedang berlangsung dengan berbagai aspek, seperti tata kelola digital, partisipasi digital, perubahan struktur, fungsi dan kebutuhan diplomatik (E-governance and e-participation changing diplomatic structures, functions and needs). Fokusnya pada respons pemerintah terhadap teknologi digital sebagai pengantar pelayanan dan mendorong partisipasi yang lebih luas. Implikasi digitalisasi bagi organisasi dan dalam hal diplomasi, khususnya terkait: diplomasi publik, konsular dan manajemen krisis, pembangunan dan pengaturan jejaring, memperkuat pola-pola yang luas dari partisipasi di dalam politik luar negeri.

Teknologi digital menawarkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan diplomatik serta dalam pelayanan yang lebih mumpuni serta mengembangkan diplomasi web 2.0 yang responsif.

Bentuk kerjasama negara-negara pihak luar negeri dengan Indonesia salah satunya dengan penyelenggaraan JCM ke-5. Pertemuan Forum Kerjasama Iptek Inovasi Indonesia-Cina, implementasi program dan kegiatan ‘joint laboratory’ bidang bioteknologi dan High Temperature Gas-Cooled Reactor (HTGR), transfer teknologi, serta diskusi tentang potensi kerja sama lainnya.

Sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama IPTEKIN yang sudah berjalan antar kedua negara, forum ini ditujukan untuk mensosialisasikan hasil kerja sama bilateral kepada komunitas yang lebih luas serta mengundang insitusi lain untuk mendukung program kerja sama ini.

Kemenristekdikti bekerjasama dengan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina menyelenggarakan Indonesia-China Science, Technology and Innovation Cooperation Forum.

Bentuk kerjasama Indonesia-Cina dengan prioritas pada penggunaan sains dan teknologi terapan di bidang pertanian, perikanan, industri pengolahan, energi, teknologi informasi dan komunikasi. Kerjasama Indonesia-Cina, diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi kedua negara, dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi.

Beberapa contoh kerjasama yang telah dan sedang dilakukan saat ini, antara lain; laboratorium bersama bio-teknologi, laboratorium bersama HTGR, dan pusat transfer teknologi Indonesia-Cina.

Bentuk kerjasama Indonesia-ASEAN pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam forum bertajuk The 52nd Meeting of Asean SCIRD atau pertemuan Sub-Komite Asean untuk Infrastruktur Sains dan Teknologi dan Pengembangan Sumber Daya ke-52. Indonesia berbagi fasilitas untuk penelitian dan pengembangan dengan negara-negara anggota Asean. Kerja sama negara-negara Asean pada bidang teknologi, penelitian dan pengembangan telah lama terjalin dan menjadi strategic plan di bidang pembangunan. Salah satu bentuk kerja sama yang telah terwujud adalah dalam bentuk Asean Journal on Science and Technology for Development yang telah berjalan tiga tahun.

Respon saya terhadap pemanfaatan media digital global untuk kerjasama pendidikan dengan pihak-pihak di luar negeri sangat bagus. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Salah satunya, melalui media digital global, kita bisa bekerja sama dengan universitas di luar negeri. Misalnya, dengan Universitas Kebangsaan Malaysia untuk joint research, ‘The Teacher Professional Improvement in Anticipating Education Revolution 5.0 in the Disruption Era’ dengan manfaat yang akan diperoleh berupa kolaborasi penelitian dengan publikasi terindex Scopus.

 

___________

Siti Chusnia lahir dan bertempat tinggal di Lawang, Kabupaten Malang. Ibu 1 putri ini berprofesi sebagai pengajar di SD Negeri 3 Ketindan, Lawang.

Facebook Comments

Comments are closed.