Rasa Tulusku dan Kebahagiaan Paseduluran Kita

Oleh: Moh. Husen

MEPNews.id – Alhamdulillah buku saya yang ketiga berjudul Obrolan Lockdown telah terbit. Perlu saya ceritakan kembali disini bahwa awal saya suka menulis adalah ketika saya SMA dan menemukan buku karya budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang berjudul Markesot Bertutur, sejak itu lah saya mulai suka menulis.

Saat SMA itu, tulisan saya, saya print sendiri, saya pasang di mading dan saya bagi-bagikan ke teman-teman. Hal itu berkelanjutan hingga saya kuliah. Terus lanjut hingga saya berkeluarga, sampai akhirnya tahun 2016 saya bertemu Pak Yusron Aminulloh (Cak Yus/adik kandung Cak Nun) saat bedah buku beliau di Perpustakaan Daerah Banyuwangi.

Sejak bertemu Cak Yus itu saya disuruh menulis rutin di media online beliau, MEPNews, hingga sekarang. Saya dibimbing dan berguru kepada beliau dan juga Pak ‘Tom’ Teguh Wahyu Utomo hingga menghasilkan buku pertama saya (Tuhan Maha Pemaaf dan Maha Tidak Tega/Pustaka Abadi, 2019) hingga buku saya yang ketiga ini.

Kemudian saya dengan Cak Nun dan Maiyah ini seperti berjodoh. Saya seperti selalu dimudahkan Allah untuk bertemu Cak Nun, Cak Yus, serta siapa saja yang bersinggungan dengan Maiyah, hingga saya juga dipermudah pula untuk bertemu dengan penulis senior sekaligus pegiat Maiyah Tulungagung Jawa Timur, yakni Pak Wawan Susetya.

Buku Pak Wawan sudah puluhan, sekitar 86-an buku, dengan genre agama (Islam), budaya, dan novel terutama berbasis sejarah atau cerita rakyat dan pewayangan. Saya sering belajar dan berguru kepada beliau, berkonsultasi, meminta pandangan dan arahan tentang menulis.

Saya meminta beliau memberikan kata pengantar dalam buku saya ini. Bukan karena apa-apa, melainkan karena didorong semacam rasa persaudaraan yang kuat sehingga saya pun matur kepada beliau. Alhamdulillah dikabulkan. Dan, anehnya, saya belum pernah bertemu beliau, namun ikatan batin paseduluran ini seakan begitu nyata adanya.

Kepada Pak Wawan Susetya yang telah berkenan memberikan kata pengantar dalam buku saya yang ketiga ini, saya ucapkan terima kasih. Juga terima kasih kepada Pak Yusron Aminulloh (Cak Yus) dan Pak ‘Tom’ Teguh Wahyu Utomo selaku sesepuh MEPNews.id. Terimakasih kepada Penerbit Megalitera yang telah menerbitkan buku ini.
Serta terimakasih yang tak terhingga pula kepada seluruh sahabat Lesbumi PCNU Banyuwangi, DKB Banyuwangi, IKAPMII Banyuwangi, teman-teman Maiyah dan teman-teman ngopi dimanapun saja berada atau siapapun teman-teman saya yang tak memungkinkan untuk saya sebutkan satu persatu, serta para pembaca yang telah mensupport hadirnya buku ini.
Secara fisik, buku ini adalah buku. Namun secara ruhani, buku ini adalah rasa tulusku kepadamu, rasa persaudaraanku kepadamu, rasa kebahagiaan dan kebersamaan kita semua. Aku bukan siapa-siapa. Aku sangat kotor dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan siapa saja. Mohon dimaafkan jika ada kekhilafan dan salahku dalam buku ini. Tak ada yang lebih menggembirakan kecuali rasa batin persaudaraan yang indah di antara aku dan engkau.

Banyuwangi, Maret 2021

 

Facebook Comments

Comments are closed.