Oleh: Sugriyanto
MEPNews.id – Kehadiran Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga di dermaga Pulau Bawean, tepatnya di Kota Sangkapura, menjadi hal yang amat patut disambut. Berbicara tentang Rumah Sakit, tentu identik dengan pasien dan pengobatan yang dilakukan oleh tim medis. Akan tetapi, kali ini kehadiran kapal Pinisi yang didesain sebagai Rumah Sakit Terapung itu menghadirkan beberapa program kerja yang begitu kompleks serta memiliki sasaran jangka panjang.
Salah satu di antaranya program edukasi berupa ‘Motivasi Menulis’.
Beberapa waktu sebelum kapal ‘kemanusian’ itu merapat di dermaga Pulau Bawean, telah dijlentrehkan kabar tentang kehadirannya. Pihak tim medis dari Rumah Sakit Umar Mas’ud via person to person lewat bidan desa ke seluruh pelosok Pulau Bawean memberi informasi kepada warga yang tengah mengidap berbagai penyakit untuk ikut program pengobatan secara gratis atau cuma-cuma. Tentunya, beberapa syarat administrasi yang harus dipenuhi.
Walau kehadiran Rumah Sakit Terapung ini tiada begitu lama di Pulau Bawean tetap menjadi wujud perhatian berbagai pihak terkait akan pentingnya nilai kesehatan bagi warga di kepulauan sekalipun.
Program lain yang sudah dalam agenda pengarungan samudera Laut Jawa dari Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga berupa edukasi Motivasi Menulis dilaksanakan pada Kamis, 26 Nopember 2020, tepat pukul 08:30 WIB. Kegiatan edukasi dihelat di UPT SMP Negeri 7 Gresik (Ex. SMPN 1 Sangkapura) yang beralamat di Jalan Wiyatamandal no. 2 Sangkapura.
Ini sungguh menjadi inspirasi bila kelak benar-benar kami bisa menulis dalam keadaan terapung dengan usikan atau terpaan riak gelombang laut ‘Pada Sebuah Kapal’ oleh novelis N. H. Dini (Nur Hayati Sri Hardini).
Dalam agenda edukasi ‘Motivasi Menulis’, peserta yakni utusan berbagai sekolah dari kalangan guru merasa terpompa semangatnya untuk menulis. Di awal penyampaian materi, Teguh Wahyu Utomo selaku pemateri memohon kepada para peserta untuk mengikrarkan janji secara bersama-sama atas keinginan untuk mau menulis. Rupanya ikrar itu diamini para malaikat sehingga dengan serentak pula para peserta berujar “Insya-Allah” untuk mau menulis.
Para peserta dibuat ghirah dan gairah menulisnya semakin bangkit tatkala pemateri menayangkan gambar penulis kelas dunia J.K. Rowling. Awalnya, wanita itu hidupnya sangat miskin. Tempat tinggalnya di rumah penampungan dari pemerintah Inggris. Untuk mendapatkan ruang ber-AC penghangat udara atas suhu di Inggris yang dingin, ia nebeng menulis cafe dengan penuh ketabahan. Berkali-kali penerbit menolak menerbitkan karyanya. Hingga akhirnya, ia menemukan tokoh Harry Potter. Tulisannya tentang Harry Potter ini mengubah JK Rowling menjadi salah satu wanita terkaya di dunia.
Penulis terkenal lain yang diperkenalkan yakni Andrea Herata yang membuat Belitung yang tak jauh beda kondisinya dengan Pulau Bawean menjadi terkenal berkat novel “Laskar Pelangi” yang sudah difilmkan itu.
Hal lain yang membuat para peserta merasa tergugah untuk menulis karena untaian sederhana ‘Merangkai Huruf Menjadi Kata’. Para peserta tidak akan kesulitan merangkainya menjadi kalimat, paragraf, hingga menjadi wacana lengkap. Apalagi ragam tulisan bervariasi, mulai tulisan ilmiah hingga tulisan fiksi.
Pada sesi penugasan, pemateri memberi stimulasi menulis persoalan yang dijumpai di Pulau Bawean. Berbagai hal yang dimunculkan peserta meliputi: buah khas asal Pulau Bawean, tradisi atau budaya, serta potensi alam yang memiliki nilai jual untuk ditulis.
Hampir seluruh peserta dengan jarinya mencoba menulis persoalan dengan penuh semangat. Rangkaian huruf menjadi kata menjadi bukti bahwa dari hal paling kecil dan sederhana inilah akan berwujud sebuah tulisan. Alhasil, Edukasi Motivasi Menulis tidak akan sia-sia bila kelak bisa menuai manfaatnya.
Semoga!
Penulis adalah guru SMAN 1 Sangkapura di Bawean dan peserta pelatihan literasi dalam rangkaian bakti sosial Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga.