Jajan Ndeso Murah di Wonosalam

MEPNews.id – Saat makanan olahan cepat saji dan siap saji merebak luas di berbagai penjuru negeri, jajan tradisional tetap bertahan dengan harga murah di sudut-sudut pasar pedesaan. Salah satunya di Pasar Wage di Jalan Anjasmoro, Wonosalam, Kabupaten Jombang di Jawa Timur.

Minggu (16/02) pagi, aktivitas di pasar itu tak banyak beda dengan hari-hari biasa. Pasar di sudut jalan itu sudah dipenuhi pedagang yang menjajakan aneka produk di berbagai stan. Pembeli juga berjalan lalu-lalang setelah memarkir kendaraan di depan pasar.

Salah satu penjual jajanan tradisional bisa ditemukan di bagian tengah pasar. Satu petak stan dipenuhi aneka jajan olahan sendiri. Tampak antara lain onde-onde, pisang goreng, nagasari, berbagai olahan singkong, hingga jenang.

Yang menarik, rata-rata tiap jenis jajanan itu dibandrol harga seribu rupiah. Nagasari, dengan bahan dasar beras lembut dengan isian pisang sepanjang delapan sentimeter, jika di kota bisa dihargai dua kali lipat. Srawut, yakni parutan singkong dengan taburan serutan kelapa yang dikemas mika tipis, bisa dihargai lima kali lipat di kota Surabaya.

Di luar pasar, ada juga penjual. Bedanya, penjual di luar tidak memanfaattkan stan. Mereka menyajikan dagangan dalam rombong yang dicantelkan di sepeda motor atau sepeda. Selain jajanan, pedagang di luar ini juga menjual makanan untuk sarapan.

Harganya? Tak kalah murah dengan yang di dalam pasar. Misalnya, satu potong gethuk (olahan singkong ditabur parutan kelapa) dijual Rp 500. Ya, hanya lima ratus rupiah. “Saya beli empat, karena tak sampai hati,” kata Toni, wisatawan asal Surabaya. “Makan empat potong itu membuat saya langsung kenyang.”

Wonosalam berada di lereng Gunung Anjasmoro. Dengan hawa sejuk dan banyak pepohonan, kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata. Belakangan ini, wisata Wonosalam menggeliat menjelang dilaksanakannya acara tahunan Kenduri Durian pada 8 Maret. Daya jualnya ada pada panen raya durian. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.