Galang; Kurang Tidur, Banyak Prestasi

MEPNews.id – Salah satu motor di balik berbagai raihan penghargaan tim LSO Mekatronic Universitas Muhammadiyah Malang adalah Galang Bimandra. Untuk bisa sukses, Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik itu harus mengurangi tidur. Dikabarkan situs resmi umm.ac.id, mahasiswa kelahiran Malang 18 Maret 1998 itu harus rela mengorbankan beberapa hal untuk menggapai impian.

Timnya meraih posisi pertama atau juara 1 nasional Kelas Urban Listrik dalam KMHE Padang tahun 2018. Timnya juga meraih peringkat 6 di Kelas Urban Listrik Shell-Eco Maraton Asia 2019 yang diselenggarakan di Malaysia.

“Sejak nyebur di kompetisi-kompetisi, saya nggak pernah tidur 8 jam lagi,” ungkapnya.

Bagi Galang, tidur 5-6 jam sudah cukup. Mengurangi jam tidur menurutnya adalah wujud kesungguhan dalam mengusahakan suatu hal. Memang perlu pengorbanan lebih dalam setiap perjuangan.

Tak jarang, ia dan kawan-kawannya di LSO Mekatronic begadang menyempurnakan mobil listrik yang hendak diturunkan pada kompetisi mendatang. “Tengah malam test drive, itu biasa,” tuturnya sambil tertawa.

Yang dikerjakan Mekatronic adalah mobil listrik. Galang menduduki posisi Ketua Divisi Elektrik. Ia dan anggota divisinya bertanggung jawab segala hal terkait kelistrikan. Mulai controller hingga lampu utama mobil.

“Untuk ngulik dan ngoprek satu elemen saja, saya dan tim butuh waktu panjang,” terangnya.

Persiapan yang dilakukan Galang dan timnya untuk kompetisi tahun berikutnya selalu maksimal. Ini terbukti dari evaluasi, perancangan, hingga eksekusi, yang dilaksanakan paling lama dua minggu setelah kompetisi.

Anak dari pasangan Kusnadi dan Ngatmiati ini mengaku mencintai dunia elektro sejak duduk di bangku SD. “Bapak dulu punya usaha jual beli mobil. Itu asal mula saya tahu di balik sound system mobil ada proses elektro yang keren.”

Selain itu, Gilang juga gemar mencari tahu bagaimana mobil Tamiya (mainan yang popular di awal tahun 2000-an) berjalan dengan dinamo.

Galang pernah meraih sukses pada kompetisi lingkup kota madya hingga internasional. “Gagasan saya tentang alat pendingin menang di tingkat kota hingga nasional. Akhirnya saya diutus menjadi perwakilan Indonesia untuk berkompetisi di Jepang,” ia mengisahkan.

Walau tidak menang di Jepang, ia mengaku kegagalannya itu sebagai pengalaman yang mengesankan.

Dalam berbagai kompetisi, tak sedikit pula Galang gagal memperoleh juara. Namun ia tidak pernah kecewa berlebihan. “Gagal ya harus diperbaiki. Alhamdulillah, juga karena saya seneng dengan dunia ini,” katanya.

Saat ini Galang dan tim menyiapkan diri turut serta dalam Shell Eco Marathon Asia 2020 yang diadakan Juni mendatang. Galang mengungkap salah satu hal baru di mobil listrik hemat energi LSO Mekatronic. “Kami buat headlamp seperti salah satu mobil di film Fast and Furious,” ungkapnya.

Untuk gelaran KMHE mendatang, Galang fokus memaksimalkan kemampuan bersama timnya. “Kuncinya jangan meremehkan lawan. Lakukan yang terbaik dan jangan lemah menghadapi gagal,” imbuhnya. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.