Oleh: Kiara May Tikasari
SDN Candirejo 1 Magetan
MEPNews.id – Magetan kota kecil di bawah Gunung Lawu. Udara di Magetan sangat dan segar, sehingga banyak wisatawan. Bukan sekadar ke Telaga Sarangan, wisatawan juga berburu oleh-oleh makanan khas Magetan. Antara lain, sambel pecel, krupuk puli, dan jenang candi.
Ada dua macam jenang candi; yang terbuat dari tepung beras dan yang terbuat dari tepung ketan putih. Untuk membuat jenang candi, gula merah dan santan kelapa dimasak sampai mendidih dan mengental, lalu dimasukkan tepung beras atau tepung ketan, terus diaduk dan di masak di atas api kecil sampai sekitar tujuh jam. Sentra jenang candi di Desa Candirejo. Beberapa bulan lalu diadakan Festival Jenang Candi di Sarlondo, Desa Candirejo, Magetan.
Sambel pecel khas Magetan rasanya cenderung pedas-manis, sehingga agak berbeda dengan daerah lain. Sambel pecel terbuat dari kacang tanah yang disangrai lalu dibersihkan dan di tumbuk halus kemudian dicampur cabai, daun jeruk purut, garam, dan gula merah. Biasanya dikemas dalam wadah mika.
Krupuk puli terbuat dari beras yang dimasak dengan dicampurkan obat bleng. Setelah dimasak, beras olahan tadi dicetak menjadi kotak-kotak besar, kemudian diiris tipis-tipis. Orang menyebutnya ndendeng lempeng. Setelah itu, irisan dijemur di bawah sinar matahari. Waktunya tergantung kondisi sinar mataharinya. Setelah kering, lempeng krupuk puli digoreng dengan api sangat panas. Biasanya pedagang menjual dalam dua macam; kemasan masih mentah dan kemasan siap makan. Sentra pembuatan krupuk puli di Sukowinangun.
Roti bolu juga khas Magetan. Rasanya manis, legit dan gurih. Terbuat dari tepung terigu, gula pasir dan telur yang dicampur rempah-rempah seperti jahe dan daun jeruk. Roti bolu ini memiliki tekstur lembut dan langsung pecah saat di mulut. Sentra pembuatannya di Desa Campurasri, Kecamatan Sidorejo.
Saat tahun baru Islam atau Hijriyah dan Hari Jadi Kabupaten Magetan, biasanya diadakan acara andum berkah bolu rahayu serta Festival Kesenian Lesung dan Beduk (Festival Ledhuk). Roti bolu ditata menyerupai gamelan dan diarak menuju GOR Ki Mageti diiringi kirab nayaka praja yang diikuti Bupati dan pejabat lain. Sesampai di GOR Ki Mageti, roti bolu diperebutkan oleh masyarakat. (*)