Oleh: Azkadina Tsabita Humaira
SDN Unggulan Magetan
MEPNews.id – Entah apa yang sedang terpikirkan di angan-anganku ketika terdengar kata “perpisahan”. Ya, akhir-akhir ini aku memikirkan soal apa yang terjadi nanti saat perpisahan kelas enam tiba.
“Kira-kira apa ya? Apa yang terjadi waktu perpisahan nanti? Apakah rasa bangga dan senang saat mendapat nilai luar biasa? Ataukah rasa terharu dan sedih karena harus berpisah dengan teman-teman dan guru?”
Itu yang aku bayangkan saat ini.
***
Perkenalkan, namaku Azkadina Tsabita Humaira. Orang-orang di sekitarku memanggilku Sassy. Hobiku menyanyi, menulis, dan membaca. Kalau sedang mendengarkan musik atau membaca buku yang wonderful, biasanya aku lupa pada dunia. Tapi aku tetap fokus belajar, lho! Soalnya itu yang paling utama.
Seperti biasa aku berangkat sekolah diantar Bunda dengan sepeda motor. Karena hari ini Senin, aku berangkat agak awal. Jarak rumah ke sekolah sekitar lima kilometre. Butuh waktu 15-20 menit dengan kecepatan 50 km/jam. Sejauh apapun sekolah kita, di mana saja berada, yang paling penting adalah sepulangnya harus membawa ilmu bermanfaat untuk masa depan kita nantinya.
Sampai sekolah, aku disambut mereka. Ya, siapa lagi kalau bukan my best friends; Gading, Jasmine, dan Zalfa, yang datangnya lebih pagi daripada aku. Paling tidak mereka sudah datang sejak 05.45, lalu menunggu di tangga antara kelas dua dan tiga.
***
Di kelas, pikiranku tertuju kembali ke kata “perpisahan”. Beberapa saat aku hanya melamun bersama buku dan alat tulis yang berserak di mejaku. Semua teman-temanku pergi beli jajan ke kantin, kecuali si Alifah. Dia asyik membaca novel kesukaannya, karya Tere Liye yang berjudul ‘Hujan’. Dia itu kalau sudah baca buku novel, biar ada gempa bumi sekalipun tetap saja cuek dan masih fokus ke bacaannya. Dia bisa tahan membaca sampai berjam-jam. Dari luar kaca jendela tampak rombongan teman kami membawa banyak sekali jajan dari kantin. Suara mereka sangat ramai.
“Hmmm, aku lapar banget nih. Nggak sabar mau makan,” kata Lena mengelus-ngelus perutnya yang agak buncit karena kebanyakan lemak. Kalau sudah makan biscuit, apalagi yang ada cream-nya, biasanya sampai belepotan ke mana-mana. Lena adalah temanku yang paling hobi makan. Hehehe…
***
Hujan deras mengguyur desaku, Sukomoro Magetan, sejak empat hari lalu. Sambil menikmati biskuit dan teh panas, aku merenungkan apa yang terjadi saat perpisahan nanti. Dengan berjuta impian, aku ingin semua teman-temanku bisa mendapatkan NUN (Nilai Ujian Nasional) semaksimal mungkin. Ucapan adalah doa. Seperti petuah Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte, “Tidak ada yang mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.”
Mungkin saja kami semua nantinya mampu. Usaha dan kerja keras bisa terbalaskan nanti dengan NUN yang benar-benar memuaskan. Maka, doa juga tidak pernah terlupakan di antara kami semua.
Begitulah, selama beberapa saat aku hanya menghabiskan waktu melihat hujan yang menyapa soreku.
***
Malam ini sangat spesial. Pada hari ini, aku berulang tahun ke-11. Sungguh aku tak percaya bahwa enam tahun ini terasa begitu singkat. Seperti angin yang berhembus setiap hari saat aku menginjakkan kaki di sekolah ini.
“Sudah banyak kegiatan aku lalui di sekolah ini. Tak terasa aku akan meninggalkan sekolahku. Mungkin, jika ada kesempatan, aku akan berkunjung lagi suatu hari. Suka dan duka sudah terlewati. Banyak kenangan yang tak akan pernah terlupakan sepanjang perjalanan hidupku selama aku menempuh pendidikan di SDN Unggulan Magetan ini. Harapan kami yang pertama tentu saja sukses Ujian Nasional, mendapatkan Nilai Ujian Nasional tertinggi sekecamatan, bahkan sekabupaten. Mempersembahkan balasan terbaik pada orangtua, salah satunya adalah memberi nilai memuaskan. Semoga semua yang aku harapkan bisa terkabul. Karena bukan hanya dengan doa tapi juga diiringi dengan kerja keras dan belajar dengan tekun. Kejarlah mimpi setinggi langit, karena semua yang ada di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Jangan pantang menyerah untuk meraih prestasi sebaik-baiknya,” begitu tekadku dalam hati.
Sekolahku, aku bangga padamu. Kita memang akan berpisah, tapi kita akan bertemu lagi di lain waktu.