Oleh: Rani C. P.
SDN Magetan 2 Magetan
MEPNews.id – Sekolahku mengadakan kegiatan belajar di luar kelas. Siswa dan siswi kelas 1, 2, dan 3 melakukan kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Kelas 4, di Taman Makam Pahlawan Yudonegoro. Kelas 5 di TWD (Taman Wisata Daerah) Jabung. Kelas 6 di Pabrik Roti Dinawa, Peternakan Kelinci, dan Sentral Pengrajin Kulit. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis 7 Oktober 2019 dalam rangka memperingati Hari Sekolah Ramah Anak Nasional.
Aku dan teman-temanku pergi ke TWD di Desa Jabung. Sebelum ke tempat tujuan, semua berkumpul di sekolah. Kami berangkat ke tempat kunjungan bersama-sama. Masing-masing membawa bekal dari rumah. Ada pula yang sudah dipesankan oleh paguyuban kelas.
“Ran, kamu bawa bekal apa?” tanya Ara.
“Eh, Ara, aku bawa mie instan sama nasi goreng. Kalau kamu?”
“Sama dong. Aku juga bawa mie instan. Tapi sama nasi bungkus, hehehe,” jawab Ara sambil tertawa.
Tak lama kemudian, Bu Tika guruku masuk kelas.
“Assalamualaikum, Anak-anak. Selamat pagi. Bagaimana? Sudah siap belajar sambil bermain hari ini?” sapa Bu Tika dengan penuh semangat.
“Waalaikumussalam, Bu Tika. Kalau itu, jangan ditanya Bu. Pasti sudah siap dong, Bu,” jawab teman-temanku serempak.
“Wahh! Pinter banget anak-anakku ini. Ya udah. Daripada duduk diem kayak begini, kita makan bekalnya yuk! Bawa bekal semuakan? Nanti keburu berangkat lo…” ujar Bu Tika sambil berkeliling ke tiap-tiap bangku.
“Bu Tika, Vio tidak membawa bekal. Teman-teman sudah menawarkan, tapi Vio tidak mau,” ujarku.
“Vio, kenapa kamu gak mau?“ Bu Tika menghampiri Vio.
“Hehehe, tidak apa-apa, Bu. Saya tidak mau merepotkan teman-teman. Lagi pula saya bisa beli di kantin saja, Bu,” jawab Vio.
“Gak papa kok, Vi. Gak ngerepotin juga. Kan, berbagi itu indah. Ya gak, guys?” ujar Brian si ketua kelas.
“Nah, bener tuhhh. Makan bareng yuk di bawah!“ ajak teman-temanku.
“Ya udah, Vio. Terserah kamu; mau beli di kantin atau berbagi sama teman. Yang penting, makan. Jangan sampai perut kamu kosong!” kata Bu Tika. “Untuk semuanya, sebelum makan, ayo cuci tangan dulu! Karena apa?”
“KEBERSIHAN ADALAH SEBAGIAN DARI IMAN,“ sahut teman-temanku.
Semua langsung keluar dan mencuci tangan dengan sabun.
“Sudah cuci tangan semua?“ tanya Bu Tika.
“Sudah Bu Tika yang cantikk dan baik hati….” Dina bergurau.
“Aduh, Dina bisa aja ha ha ha ha,“ Bu Tika tertawa.
“Hah ha ha ha ha ha ha…“ teman-temanku ikut tertawa.
“Udah…udah, jangan ketawa terus. Bekalnya dingin, nanti. Sekarang, ayo Brian pimpin doa,” perintah Bu Tika.
“Ashiappp, Bu” jawab Brian.
Setelah berdoa, kami makan bersama.
Selesai makan, murid kelas 4, 5, dan 6 berkumpul di aula untuk informasi panduan belajar saat di tempat kunjungan
“Assalamulaiakum, anak-anak. Hari ini kita akan melakukan KBM di luar kelas. Semua sudah tahu kan kunjungan masing masing? Nanti kelas 5 diberi tugas dulu, baru boleh bermain,“ ujar Bu Warasati selaku kepala sekolah.
“Baik, Bu,” jawab anak-anak.
“Kelas 4 putri, boleh langsung jalan. Lalu diikuti yang putra. Kemudian, kelas 5 putri dan seterunya. Nanti di sana juga dipandu bapak dan ibu guru yang bertugas mengawasi,” ujar Pak Mansyur.
Semua bergegas menuju angkot yang sudah dibagi sebelumnya.
Dalam angkot untuk kelas 5 putri, di sepanjang perjalanan, kami bernyanyi dan bersorak ria kesenangan. Sampai-sampai, bapak supir angkot juga ikut menyanyi dengan ria. Kondii di angkot berdesak-desakan. Selain murid yang cukup banyak, barang-barang yang dibawa juga banyak. Namun itu bukan penghalang bagi kami untuk bersenang-senang.
Di sisi lain, suasana di angkot 2 untuk putra sangat sunyi. Mungkin mereka belum makan dengan kenyang, ya? Ha ha ha…
Menuju TWD, hampir semua jalan menanjak. Tiba-tiba, saat di jalan menurun, angkot kami berjalan dengan hati-hati. Ini membuat kami diam seketika. Di depan angkot kami ternyata ada mobil molen yang begitu besar menghalangi jalan. Kesal, takut, dan senang menjadi satu dalam diamku.
Setelah sekitar 45 menit duduk dalam angkot, muncul perasaan bari. Lega. Mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan kondisiku saat itu. Kami sudah sampai di TWD.
Tiket masuknya seharga 8.000.
“Semua, ayo baris!” perintah Bu Tika.
“Baik, Bu,” jawab murid-murid.
Ibu Guru memberikan panduan tentang tugas yang dibagikan di TWD. Para murid berkumpul bersama kelompok yang telah dibagi sebelumnya.
Tiba-tiba ada ibu guru TK yang menghampiri kami.
“Maaf, Dek. Agak sana ya! Ini mau di buat main adek-adek TK,” ucap bu guru itu dengan ramah.
“Iya, Bu,” jawab kami sambil berbaris.
Sebelum mengerjakan tugas, kami diabsen terlebih dahulu.
Kelompokku adalah Ara, Nita, dan Rara. Kemudian, semua kelompok di panggil untuk dibagikan tugas.
Semua kelompok berpencar untuk mencari jawabannya. Sementara, semua barang yang dibawa ditinggal di angkot.
Tengah mengerjakan tugas, terjadi pedebatan di kelompokku. Aku dan Ara memiliki jawaban yang sama, sedangkan Nita tidak. Setelah beberapa menit berdebat, akhirnya kami menemukan jawabannya.
“ Udah ya. Deal ini jawabannya?” aku bertanya.
“Yak, sip,“ sambut Ara.
“ Tipe-X-nya manaa, oiii?” tanya Nita.
“Oh, iyaa… Masih di angkot. Aku sama Ara ambil dulu ya. Kamu jangan ke mana-mana,” ujarku.
Aku dan Ara mengambil Tipe-X yang masih di angkot. Namun, setelah Aku dan Ara kembali ke tempat mengerjakan tugas tadi, Nita dan Rara sudah tidak ada di tempat. Aku dan Ara bingung. Kami mencari ke seluruh tempat. Ah, ternyata mereka mengerjakan di tempat dekat pemancingan.
“Ih, kamu ke mana? Kok ninggalin aku sama Rani. Kan kami jadi khawatir,” kata Ara.
“Hehehe maaf, Ra. Kamu sih lama ambilnya. Jadinya aku bosen,” jelas Nita.
“Ya udah. Yang penting udah bareng lagi kan? Lanjut yuk!” ujarku.
Lalu, kami mendengar suara Bu Tika menyerukan informasi. Bergegas kami menghampiri Bu Tika.
“Setelah tugasnya selesai, kalian boleh berenang,“ kata Bu Tika.
“Saya sudah selesai, Bu,” ucap teman-temanku yang sudah selesai.
“Yang sudah bisa berenang, silakan ambil tasnya di angkot,” kata Bu Tika.
Di kolam renang…
“Ran, kan kita putri duyung. Ayo berenang!” teriak Aulia sambil bercanda.
“Ayolah. Para putri duyung berkumpul. Biar kompak, gituu,” aku balas candanya.
“Perkumpulan putri duyung yang tidak bisa berenang… ha ha ha ha…” Kiara menimpali.
“Ah, bisa aja wk wk wk,“ Aku dan Aulia tertawa juga.
Kami bersenang-senang dan menghabiskan waktu bersama. Kami sangat senang bisa belajar sambil bermain di TWD. Sekitar 45 menit kami berenang. Karena mulai lapar, kami beli pop mie dan memakannya di pinggir kolam. Sungguh, ini suatu kebahagiaan karena bisa bermain dan berkumpul dengan teman-teman.
“ Woi, ayo lama-lamaan bernafas di dalam air,” tantang Zahra saat kembali ke kolam.
“Ayoo. Siapa takut,” jawab teman-temanku.
“Satu, dua, tiga,” Dina memberi komando.
“Aku ga kuat, woii. Mau berenang di sana aja,” ucapku.
Saat berenang di tengah-tengah kolam, aku hampir tengelam.
“Tolong! tolooooonnggggg!” aku berteriak.
“Eh, Ran! Raaaaaaaaaaniiii,“ Alyka berteriak sambil berusaha menghampiriku.
“Ya Allah, Ran. Kalau berenang, hati-hati!” kata Alyka.
“Iya. Tadi aku terpleset waktu mau jalan. Makasih ya, Ka,” ujarku.
“Iya. Gak papa kok,” kata Alyka
Terlepas dari kejadian yang cukup menegangkan itu, aku baru sadar sudah 2 jam berenang. Aku bergegas pergi ke kamar mandi untuk mandi. Ya iya lah… masak untuk makan. Ha ha ha ha…
Setelah mandi, aku sholat dhuhur berjamaah dulu. Kemudian, kami makan bekal dari sekolah dan sebagian makan bekal dari rumah. Kemudian kami dibolehkan beli jajan dan bermain, Kami juga dibolehkan memancing.
Aku pun membeli pop ice. Sambil menunggu, aku bermain ayunan. Setelah itu kami memancing ke pemancingan.
Kami membeli beberapa umpan untuk 2-5 orang untuk menghemat uang. Kita bergantian memancingnya. Ada beberapa anak yang memperoleh ikan besar. Sebenarnya, Zahra dapat ikan. Tetapi dilepaskan lagi. Salah satu dari tiga ikan yang kena ternyata matanya berdarah. Entah karena apa.
Setelah itu, kami naik ke tempat mainan.
Kemudan kami pulang. Sebelum berangkat pulang, kami harus baris dan diabsen terlebih dahulu.
Di sepanjang perjalanan pulang, kami juga bernyanyi. Sesampai di sekolah kami melaksanakan sholat ashar. Setelah itu kami pulang ke rumah masing-masing. (*)