MEPNEWS.ID- Asap tipis mengepul dari wajan besar di sudut halaman. Di tengah puing-puing hangus Pasar Wonogiri, aroma masakan dari dapur umum terus menguar setiap hari. Di sanalah para relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Wonogiri berjibaku, bukan memadamkan api, tapi menyalakan semangat.
Selama 14 hari masa tanggap darurat, dapur umum Tagana menjadi nadi kehidupan di lokasi bencana. Dari pagi hingga sore, mereka menyiapkan hidangan bagi para petugas yang berjaga — mulai dari PMI, BPBD, TNI, Polri, hingga pengelola pasar yang turut terlibat dalam proses pemulihan pasca-kebakaran.
Setiap jam makan, sekitar 150 porsi nasi hangat dan lauk sederhana terhidang. Semua dimasak dengan penuh keikhlasan dan dibiayai dari Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Wonogiri. Dukungan ini menjadi bukti nyata kepedulian pemerintah daerah terhadap para relawan dan korban bencana.
Sebanyak 40 relawan Tagana dari berbagai bina wilayah (binwil) dikerahkan bergantian setiap hari. Rata-rata 20 personel aktif bertugas memasak, mengemas, hingga mengantarkan makanan ke titik-titik lapangan.
“Setiap binwil punya jadwal sendiri. Semua bergerak, semua kompak. Kami sama-sama ingin meringankan beban saudara-saudara yang terdampak,” ujar Sekretaris Tagana Wonogiri, Heri Yuliyanto.
Kegiatan ini dikawal langsung oleh Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri, memastikan distribusi berjalan tertib dan terarah. Pembagian wilayah kerja Tagana pun mencakup lima zona, dari Binwil 1 (Wonogiri, Selogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi) hingga Binwil 5 (Tirtomoyo, Giritontro, Paranggupito, dan sekitarnya).
Di antara kepulan asap dapur dan suara wajan yang berdenting, terselip satu harapan sederhana: semoga Wonogiri kembali pulih.
POST A COMMENT.