Rektor UIN Malang Buka Dialog Lintas Agama

mepnews.id – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr H M. Zainuddin MA, membuka Student Mastery on Inter Faith Dialogue di Auditorium Fakultas Humaniora, Rabu 16 April 2025. Kegiatan ini diikuti perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB), STAB Kertarajasa Kota Batu, dan Alethea Lawang.

Dikabarkan situs resmi uin-malang.ac.id, dialog ini menghadirkan empat narasumber dari lintas agama. Ada perwakilan dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Kertarajasa, Kota Batu. Ada juga pengurus Rumah Moderasi Beragama UIN Malang. Ketua FKAUB Kota Malang diundang sebagai bagian dari kolaborasi lintas iman.

Dalam sambutannya, Prof Zainuddin menegaskan dialog lintas iman bukan sekadar wacana, melainkan langkah nyata membangun peradaban damai yang inklusif. “Mahasiswa harus menjadi agen perdamaian yang mampu menjembatani perbedaan dengan cara-cara bijak dan penuh empati.”

Ia juga menyampaikan, saat ini UIN Maliki Malang memiliki 19.129 mahasiswa, termasuk 460 mahasiswa asing dari berbagai negara. “Ini menunjukkan UIN Maliki adalah kampus inklusif yang terbuka bagi siapa saja, dari berbagai suku, ras, dan agama.”

Dalam era digital yang penuh informasi simpang siur, Rektor mengingatkan pentingnya kebijaksanaan. “Jangan asal membagikan informasi. Mahasiswa sebagai cendekiawan harus menjadi penyebar kebaikan, bukan provokasi,” pesannya.

Prof Zainuddin juga membagikan pengalaman pribadi memulai inisiatif dialog Islam-Kristen sejak tahun 2000. “Dulu, orang Islam masuk ke gereja dan orang Kristen tinggal di pesantren sebulan. Dampaknya luar biasa untuk membangun saling pengertian,” kenangnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lintas agama ini menjadi ajang diskusi interaktif yang memperkaya perspektif keagamaan lintas keyakinan. Tujuannya membangun pemahaman, sekaligus membentuk karakter mahasiswa moderat dan terbuka.

Dekan Fakultas Humaniora, Prof Dr M. Faisol MAg, menambahkan bahwa keberagaman adalah keniscayaan yang harus dirawat. “Kegiatan ini cara kita menjaga sunatullah, menjaga harmoni untuk mengisi kemerdekaan bangsa ini.” (Ajay)

Facebook Comments

Comments are closed.