mepnews.id – “Pada awalnya kita mengenal jurnalisme sebatas meliput peritiwa, mencatat, memotret, menulis dan menyusun narasi bagi publik pembaca,” begitu tulis Tjuk Suwarsono salah satu begawan wartawan di Surabaya Post menggambarkan aktivitas jurnalistik.
“Ketika dia sudah tidak bekerja lagi sebagai wartawan, entah karena faktor usia atau yang lain, maka kini dia menjadi pencatat kenangan,” begitu ulasan M. Anis, juga salah satu begawan wartawan yang pernah memperkuat Surabaya Post.
Dua kalimat dalam dua pengantar itu sungguh pas menggambarkan isi buku berjudul ‘Setelah Tanpa Deadline.’ Buku antologi puisi ini diterbitkan 1 April 2025; sama dengan tanggal lahirnya koran Surabaya Post pada 1 April 1953 dan tanggal likuidasinya pada 1 April 2002.
Ya, antologi puisi. Bukan berita, bukan hardnews, bukan soft news, bukan straight news, bukan pula features. Para wartawan yang pernah bekerja di Surabaya Post ini menulis puisi yang secara genre penulisan sangat beda dengan berita.
Karena yang menulis wartawan, tentu saja bobot dan gayanya berbeda dengan puisi pada umumnya. Jika kebetulan bobot dan gayanya mirip-mirip, maka yang menulis adalah wartawan sekaligus penyair atau sasterawan.
Dalam buku sekitar 300 halaman ini terdapat 39 bagian yang masing-masing ditulis seorang wartawan. Setiap bagian diisi dua hingga enam puisi. Total, ada lebih dari 155 puisi. Jumlahnya tidak bisa pas karena ada puisi-puisi kecil yang dirangkai dalam satu judul.
Sebagaimana pendalaman para wartawan, materi puisi-puisi ini sangat beragam. Dari sekadar kenangan saat bekerja dalam satu perusahaan, hingga catatan petualangan medan perang, kritik terhadap keserakahan, berbagai dimensi cinta kasih sayang, dan lain-lain.
Gaya penulisannya juga sangat beragam. Dari syair Melayu penuh rima gaya pujangga baru hingga puisi bebas berisi satu kata diulang-ulang. Bahkan, ada puisi pendek gaya haiku dan senryu dari Jepang hingga guritan Jawa dan kidung dagelan Suroboyoan.
Sungguh, antologi besutan Imung Mulyanto ini bisa menjadi gudang penambah wawasan bagi siapa saja yang ingin menggali ilmu kepenulisan. Juga bagi siapa saja yang ingin menyampaikan fakta-fakta ringan hingga berat lewat baris-baris kata yang enak didengar.


