mepnews.id – Universitas Teuku Umar (UTU) di Meulaboh, Aceh Barat, pada 10 Desember 2024 menggelar peresmian Gedung Pusat Edukasi Tsunami Aceh. Gedung di komplek kampus Alue Penyareng ini diresmikan Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Takonai Susumu PhD sebagai bagian dari kolaborasi internasional meningkatkan kesadaran dan mitigasi bencana.
Pembukaan acara dilaksanakan di Auditorium UTU dan peresmian dilaksanakan di Gedung Pusat Edukasi Tsunami Aceh. Hadir dalam kegiatan, Pj Bupati Aceh Barat, Kepala Balai Arsip Aceh, ketua Pusat Tsunami and Disaster Mitigation Research Center/TDMRC Universitas Syiah Kuala, para pimpinan Universitas Teuku Umar, pemerintah kabupaten Nagan Raya, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Dikabarkan situs resmi utu.ac.id, gedung yang dilengkapi berbagai sarana pendukung tersebut bertujuan meningkatkan pendidikan masyarakat di bidang pencegahan bencana alam.
Gempa bumi dan tsunami Aceh pada 2004 dikenal sebagai salah satu musibah terbesar dalam sejarah Indonesia bahkan dunia. Semua pihak, termasuk Pemerintahan Jepang, sangat peduli dengan kejadian tersebut.
Pemerintah Jepang, melalui program Grand Assistance Grassroots Human Security Projects yang difasilitasi Yayasan Pembinaan Kegiatan Generasi Muda, menyalurkan bantuan pembangunan gedung ini.
Rektor UTU, Prof Dr Drs Ishak Hasan MSi menyampaikan terima kasih kepada Konjen Jepang atas bantuan yang diberikan kepada Universitas Teuku Umar. Bantuan ini sangat berarti mengingat Aceh, terutama Aceh Barat, merupakan salah satu daerah rawan bencana.
Rektor juga menyampaikan pentingnya gedung ini dalam mendukung pembelajaran dan edukasi terkait kebencanaan. “Dengan adanya pusat edukasi tsunami, masyarakat harus waspada dan siap siaga bencana, sebagai upaya mitigasi saat bencana datang kembali,” ujarnya.
Rektor juga mengatakan gedung ini nantinya dijadikan wisata edukasi bagi pelajar dan mahasiswa. “Ini sarana edukasi untuk pelajar mulai tingkat dasar hingga mahasiswa dan masyarakat umum.”
Takonai Susumu mengatakan, Meulaboh pernah mengalami dampak tsunami yang menelan korban jiwa begitu banyak. Namun selama ini belum ada bangunan yang mewariskan pengalaman kepada masyarakat.
“Kami telah memberikan hibah kepada Yayasan Pembina Kegiatan Generasi Muda untuk membangun pusat edukasi tsunami di Meulaboh. Selama ini, museum tsunami hanya ada di Banda Aceh,” ujarnya.
Pasca bencana tsunami, sarana pendidikan untuk mitigasi bencana telah dibangun oleh pemerintah Indonesia di Aceh. Namun demikian, pembangunan sarana pendidikan tersebut baru terdapat di Ibu kota Aceh, yaitu Banda Aceh.
“Tepat 20 tahun peringatan tsunami di Aceh, kami meresmikan gedung edukasi sebagai upaya untuk mitigasi bencana khususnya Tsunami dan apa yang dilakukan setelah gempa dan tsunami sebagai upaya bertahan hidup dan membantu korban,” ujarnya lagi.