mepnews.id – Tim ahli Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB University terlibat dalam menjembatani kolaborasi pembangunan Rumah Penyu di Pulau Rambut, Kepulauan Seribu, Jakarta. Kolaborasi dilakukan oleh Pertamina Hulu Energi, Offshore North West Java (PHE ONWJ), bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta.
Dikabarkan situs resmi ipb.ac.id edisi 4 Desember 2024, peresmian Rumah Penyu dan fasilitas pendukungnya dihadiri General Manager PHE ONWJ, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Kementerian Kehutanan, Kepala BKSDA Jakarta, dan undangan lainnya dari TNI AL, Polisi Air, Pemerintah Kecamatan, serta sejumlah media massa yang meliput upacara ini. Saat peresmian juga dilakukan pelepasliaran tukik penyu yang telah berumur 1 minggu, 2 minggu, dan 5 bulan oleh semua peserta upacara peresmian rumah penyu.
Tim ahli PPLH IPB University yang diketuai Prof Hefni Effendi berperan mempersiapkan desain infografis edukasi tentang taksonomi dan morfologi penyu sisik (Eretmochelys imbricata), siklus hidup penyu sisik, konservasi penyu sisik, serta upaya penyelamatan dan penetasan telur penyu sisik. Tim juga merancang sistem monitoring berbasis internet (IoT) dengan pemasangan sejumlah kamera pengawas (CCTV) bertenaga panel surya untuk memantau pendaratan penyu.
“Rancangan infografis tentang penyu sisik ini dibuat sangat menarik, colorful, dan bernuansa kekinian sehingga merangsang pengunjung tertarik menyimak narasi di dalam infografis tersebut,” sebut Prof Hefni, ketua tim ahli sekaligus Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) IPB University.
Selain itu, juga ditampilkan infografis tentang tingkah laku apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan pengunjung agar kelestarian penyu sisik terjaga.
Pulau Rambut merupakan gugus Kepulauan Seribu yang berstatus Pulau Suaka Margasatwa. Status ini diperoleh pada 1999, yang sebelumnya berstatus cagar alam. Dengan status suaka margasatwa, campur tangan manusia diperkenankan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam Pulau Rambut.
Pada 2011, Pulau Rambut dideklarasikan sebagai Ramsar Site, yakni salah satu situs lahan basah yang dijaga kelestariannya berdasarkan Konvensi Internasional Ramsar. Pada 1937, Pulau Rambut ditetapkan pemerintah Hindia Belanda sebagai Natuurlijk monument.
Hal ini mengilustrasikan Pulau Rambut memiliki keunikan ekologi sejak dahulu. Salah satunya sebagai tempat migrasi burung migran dari Australia. Pulau Rambut juga pendaratan penyu sisik untuk melepaskan telur. Penyu sisik termasuk Critically Endangered menurut Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN).
“Oleh karena itu, kelestarian penyu sisik perlu dijaga dengan intervensi upaya manusia,” tegas Prof Hefni.
Lima kamera CCTV yang dipasang di sekeliling Pulau Rambut dapat memantau pendaratan penyu dan terkoneksi dengan kantor perwakilan BKSDA di Pulau Untung Jawa. Selain itu, juga dibangun landmark Burung Bangau Bluwok.
Pada 2018-2022, Suaka Margasatwa Pulau Rambut telah menyelamatkan 48 sarang penyu sisik, 1.853 butir telur penyu sisik, dan melepasliarkan 1.438 tukik penyu sisik ke laut.
Telur penyu yang dikumpulkan di rumah penyu dibenamkan ke dalam pasir. Selama 50-60 hari telur penyu tersebut menetas menjadi tukik. Tukik dimasukan ke dalam kolam yang berisi air laut dan diberi makan rucah. Air kolam diganti setiap hari.(*/Rz)