mepnews.id – Tim Pengabdian Masyarakat, Magister Pendidikan agama Islam (MPAI), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menggelar pengabdian masyarakat melalui skema Pengabdian Kemitraan Internasional (PKM-KI) di Gombak Utara, Selangor, Malaysia.
Dikabarkan situs resmi ums.ac.id, pengabdian tersebut bertopik ‘Penguatan Keislaman dan Kemuhammadiyahan untuk Keluarga WNI Lintas Budaya di Sanggar Gombak Utara Malaysia.’
Kegiatan dihadiri 30 anak WNI yang bekerja di Malaysia. Pengabdian ini antara lain berisi pemberian materi tentang keagamaan, mengenalkan lagu-lagu daerah Indonesia, dan kegiatan outbound.
Tim diketuai Muhammad Wildan Shohib SPdI MEd PhD yang juga dosen MPAI, dibantu empat mahasiswa Eko Wicaksono, Fitra Hamdani, Jihan Salsa Biela, dan Nizma Siti Alaina. Mereka berkolaborasi dengan Sanggar Kamus Binaan Gombak Utara yang dikelola Ikhwanuddin Nasution MEd.
Wildan mengungkapkan, kegiatan bermula dari terbatasnya akses pendidikan untuk anak-anak diaspora Indonesia di Malaysia. “Sanggar Kamus Bimbingan Gombak Utara memerlukan bantuan untuk mengajar anak-anak Indonesia. Terlebih pengajaran keagamaan untuk bekal anak yang tumbuh dengan nilai religiusitas,” kata Wildan.
Pengetahuan tentang budaya Indonesia juga diajarkan untuk menguatkan identitas kebangsaan mereka.
Anak-anak usia 4 – 11 tahun semestinya mendapat pendidikan layak dan perhatian lebih dari orang tua. Namun, anak-anak WNI tersebut harus beradaptasi dan bertahan hidup dengan kurangnya perhatian orang tua yang sibuk bekerja. Fenomena ini direspon dengan berdirinya Sanggar Bimbingan Kamus Gombak Utara sebagai wadah anak para WNI agar tetap mendapatkan pendidikan dengan baik.
“Meski demikian, sanggar ini masih memerlukan relawan dengan ketulusan hati mencerdaskan kehidupan bangsa di negeri seberang. Kami berupaya mengadakan pengabdian di tempat ini,” ungkap Wildan.
Ikhwanuddin Nasution mengucapkan terima kasih atas kedatangan mahasiswa dan dosen MPAI UMS. Ia lalu menyampaikan kondisi sanggar yang memiliki 30 peserta didik dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Anak-anak di sini cukup beragam. Ada yang dari Jawa, Nusa Tenggara Timur, Flores, Medan, dan beberapa wilayah Indonesia lainnya. Kami berharap kedatangan Tim UMS dapat memberikan inspirasi dan motivasi anak-anak bimbingan kami agar kelak nanti menjadi orang-orang sukses dan berhasil,” ungkap Ikhwanuddin.
Sebagai peserta pengabdian masyarakat, Eko Wicaksono merasakan betapa indahnya berbagi kepada murid sanggar. Melihat senyum tulus para anak WNI dan semangat mereka untuk belajar di tengah keterbatasan bisa melunturkan rasa lelah tim pengabdian.
“Ada anak-anak elit yang hidup di perkotaan, mendapatkan akses pendidikan memadai, baju seragam rapi, dan fasilitas serba lengkap, namun kurang antusias belajar. Di sini, kami mendapati anak-anak dengan segala keterbatasan, namun memiliki antusias belajar amat tinggi,” ujar Eko.(Fika)