Pantang Menyerah Agar Lolos Beasiswa Fullbright

mepnews.id – Imamatul Khair, alumnus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) berhasil meraih beasiswa Fulbright untuk melanjutkan studi masternya pada Bilingual, ESL, and Multicultural Education University of Massachusetts di Amherst, Amerika Serikat. Perjuangannya cukup berat untuk mendapatkan kesempatan ini.

“Beasiswa Fulbright sudah lama ada, dan bukan jenis beasiswa yang baru. Didanai oleh the United States Department of State dan dikelola The American-Indonesian Exchange Foundation (www.aminef.or.id,” jelas Imamatul. “Beasiswa Fulbright juga sudah sangat dikenal di lebih dari 155 negara.”

“Beasiswa ini juga prestigious dan fully funded dari awal aplikasi. Jadi kita tidak perlu bingung mencari biaya lain-lain karena semuanya gratis,” jelas Imamatul.

Alasan Imamatul memilih mendaftar beasiswa Fulbright karena menyedikan prodi dan universitas impiannya. Selain itu, prodi pilihannya cocok untuk dibicarakan dalam konteks Indonesia.

“Memilih prodi itu lama sekali prosesnya, karena harus mempertimbangkan berbagai macam hal. Termasuk, apakah bisa bermanfaat jika ilmunya dibawa kembali ke Indonesia,” jelas Imamatul.

“Pengalaman organisasi bisa menjadi modal agar pihak penyelenggara beasiswa tertarik pada kita. Untuk personal experience, saya semasa kuliah aktif di berbagai organisasi yang relevan dengan prodi yang saya inginkan,” jelas Imamatul.

Keaktifannya di kegiatan pengabdian masyarakat hingga terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi tahun 2017 menjadi daya dukung utama kelulusannya menjadi penerima beasiswa Fulbright.

Selain keaktifan di bidang non-akademik, keaktifan di dunia akademik juga harus dipersiapkan. Sebab, ada tes akademis yang dilakukan dalam proses seleksi. Begitu pula untuk TOEFL iBT, harus dipersiapkan jauh-jauh hari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Kalau interview sendiri sebenarnya lebih ke rajin-rajin nyari tutorial di internet aja. Karena interview-nya melibatkan dosen hingga direktur, sehingga perlu strategi menjawab yang diplomatis,” jelas Imamatul.

Beasiswa Fulbright adalah upaya ke delapan Imamatul untuk mendapatkan beasiswa. Maka, ia berpesan kepada para pejuang beasiswa agar tidak mudah menyerah. “Kita gak tahu rezeki kita di mana. Kalau sekarang belum lolos, coba lagi tahun depan. Kalau beasiswa pertama belum lolos, coba beasiswa lainnya,” kata Imamatul. (*)

Facebook Comments

Comments are closed.