mepnews.id – Melalui Surat Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga Nomor 6 tahun 2021, Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) UNAIR Banyuwangi resmi berubah menjadi Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) per 29 Desember 2021. Untuk itu, jajaran pimpinan SIKIA Unair menggelar sosialisasi kepada para mahasiswa pada Rabu 26 Januari 2022.
Sosialisasi dilakukan dalam forum virtual yang dihadiri jajaran pimpinan SIKIA yang baru beserta para Koordinator Program Studi (KPS) dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair. Forum tersebut membahas perubahan dan penyesuaian yang akan terjadi ke depan.
Prof Dr dr Soetojo SpU, selaku Direktur SIKIA, menyampaikan PSDKU semula dalam bentuk program studi (prodi) diubah menjadi SIKIA dan diharapkan mampu mempercepat pengembangan Kampus Unair Banyuwangi ke depan.
Sebagai PSDKU, pengembangan kampus Unair Banyuwangi sedikit kurang efektif karena terkendala jarak mengingat prodi di Banyuwangi masih di bawah naungan fakultas. “Dengan dinaikkan dari prodi menjadi sekolah, pengembangan SIKIA diharapkan lebih maksimal dari segi organisasi, komunikasi dan manajemen. Ke depan, diharapkan SIKIA bisa mandiri sebagai pendidikan tinggi,” jelasnya.
Struktur kepemimpinan juga diubah. Semula dipimpin koordinator dan sekretaris koordinator, kini dipimpin direktur dan wakil direktur. “Saya diamanahi sebagai Direktur SIKIA, dibantu Dr Rahadian Indarto Susilo SpBS selaku Wakil Direktur Akademik serta Dr Mufasirin Drh MS sebagai Wakil Direktur Non Akademik,” ungkap Prof Soetojo.
Berkenaan dengan kegiatan akademik dan non-akademik, untuk sementara prodi yang akan menjadi bagian dari SIKIA (Kedokteran Hewan, Akuakultur, Kesehatan Masyarakat) tetap berada di bawah naungan fakultas. Seluruh kegiatan akademik akan sama seperti sebelumnya. Mulai pembelajaran, skripsi, yudisium hingga ijazah masih ikut yang di Surabaya.
“Masih masa transisi menuju mandiri. Sebelum semua siap dan memungkinkan, semua tetap seperti semula. Prodi Unair Banyuwangi tetap dibawahi fakultas masing-masing,” imbuhnya.
SIKIA ke depan akan membuka dua prodi baru, yakni kedokteran dan keperawatan. Namun, Prof Soetojo belum dapat memastikan waktunya. Masih banyak hal yang harus disiapkan berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung.
“Saat ini masih disiapkan. Saya harap sudah bisa berdiri di tahun 2023 atau 2024. Tentu banyak yang harus disiapkan. Mulai dari pendidik, gedung kuliah, laboratorium praktikum hingga rumah sakit. Jadi, tidak bisa tergesa-gesa,” jelasnya.
Selain Prof Soetojo, forum juga dihadiri Dekan FEB Prof Dr Dian Agustia SE MSi Ak untuk membahas keberlanjutan prodi akuntansi Unair Banyuwangi. Dian menjelaskan, pihak FEB memberikan dua opsi kepada mahasiswa Akuntansi Unair Banyuwangi. Pemindahan seluruh mahasiswa ke Surabaya atau tetap di Banyuwangi sebagai PSDKU.
“Dengan catatan, semua harus setuju. Jika ada satu yang tidak setuju, pemindahan tidak akan dilakukan. Kita menginginkan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa. Jadi jangan merasa kalian akan ditelantarkan,” tegasnya. (*)