mepnews.id – Sektor pariwisata di era pandemi sempat mengalami keterpurukan karena menurunnya jumlah kunjungan wisatawan seiring kebijakan pemerintah membatasi kegiatan di luar rumah. Maka, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan video sistem penanaman guna meningkatkan daya tarik wisata kawasa Batu.
Hertiari Idajati ST MSc, ketua tim KKN Abmas, mengungkapkan kegiatan tersebut untuk Area Model Konservasi Edukasi (AMKE) Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu. AMKE merupakan salah satu sarana wisata edukasi yang menyajikan pelestarian lingkungan alam sebagai fokus utamanya.
Usai melihat potensi AMKE dalam pengolahan dan pemanfaatan tanaman herbal, Idajati bersama tim berupaya memaksimalkan lewat produk inovasi daya tarik wisata berupa video virtual. “Di masa pandemi, kita diharuskan memiliki imunitas tinggi yang bisa didapat melalui tanaman herbal,” kata dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut.
Menurut Idajati, kegiatan ini menghasilkan tiga video. Pertama, berisi pengenalan AMKE sebagai eduwisata. Kedua dan ketiga berisi pengenalan tanaman unggulan dari AMKE, yakni jahe merah dan sereh merah. Video dikemas dalam kombinasi ilustrasi yang menyenangkan serta bahasa yang mudah dimengerti semua kalangan.
Video tersebut berisi bagaimana tahapan pengelolaan tanaman herbal yang terdiri dari pemilihan benih, proses pembibitan, proses pertumbuhan, hingga panen. Video virtual yang dibuat menghadirkan elemen-elemen pembangun untuk menarik minat masyarakat dalam mengenal tanaman herbal, jenis tanamannya hingga manfaatnya.
Dr Dian Saptarini MSc, anggota tim dosen ITS lainnya, menambahkan video tersebut turut menampilkan contoh manfaat kesehatan yang didapatkan. “Di antaranya seputar informasi penyakit yang dapat dicegah, info mengenai asal-usulnya, hingga penjelasan cara memanen jahe merah dan sereh,” papar Dian.
Hasil video sistem penanaman herbal ini nantinya diunggah di website resmi AMKE untuk mempermudah masyarakat mengaksesnya. Hal tersebut dapat membantu calon wisatawan yang ingin berkunjung ke AMKE tanpa perlu keluar rumah dan tetap mengikuti aturan pandemi. “Dengan adanya kegiatan virtual ini, kami yakin daya tarik AMKE dapat dinikmati wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia,” ulas Idajati.
Bagi Ida dan tim, inovasi video ini dibuat untuk memanfaatkan teknologi secara efektif dan modern. Dengan menonton video virtual, para wisatawan dapat mendapatkan pengalaman edukasi sekaligus wisata unik dan berbeda. “Calon wisatawan dapat merencanakan dengan matang tujuan wisata mereka selama melakukan perjalanan di AMKE,” tambah Ida.
Kegiatan yang merupakan lanjutan dari KKN Abmas tahun lalu ini dimulai dengan survei di lapangan untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman herbal. Selanjutnya, dilakukan kegiatan penyusunan video virtual penanaman herbal sebagai salah satu alternatif penambahan daya tarik wisata.
Kegiatan yang berlangsung selama enam bulan sejak Mei lalu ini disikapi positif oleh pihak AMKE. Menurut dosen yang meraih gelar sarjana di Departemen Arsitektur ITS tersebut, pihak AMKE tak henti-hentinya memberikan apresiasi kepada enam dosen dan 13 mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Meski sempat terkendala Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu, akhirnya tim ITS dapat merampungkan video ini. Ke depan, Idajati berharap video ini dapat bermanfaat dan memberikan alternatif daya tarik eduwisata di AMKE. “Karena video ini dapat ditonton bagi segala usia, kami harap mereka dapat belajar sekaligus berwisata di AMKE dengan pengalaman berbeda.” (Erchi Ad’ha Loyensya)