MEPNews.id – PT Mobil Anak Bangsa (MAB), perusahaan swasta nasional bidang manufaktur kendaraan, mobil, dan bus ternama, menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Salah satunya dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kerja sama ini untuk meningkatkan kualitas dan daya saing mobil listrik di Indonesia maupun global.
MoU dilakukan di Kudus, Jawa Tengah, pada 26 November 2020. Turut menjadi saksi; Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro dan Founder PT MAB sekaligus Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko.
Moeldoko menjelaskan Indonesia sudah berkomitmen mewujudkan pengurangan emisi. Salah satunya melalui dukungan penggunaan mobil listrik. Ini juga menyangkut komitmen indonesia pada Paris Agreement dalam pengurangan emisi 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional hingga 2030. “Hadirnya mobil listrik menjadi upaya pemerintah untuk mewujudkan cita-cita bersama melalui pengurangan penggunaan energi fosil,” ujar Moeldoko.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengatakan, kerja sama di bidang penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat mengenai mobil listrik ini merupakan kali pertama antara ITS dengan PT MAB. Kerja sama ini juga hasil dari inisiatif Menristek yang ingin membuat ekosistem mobil listrik.
Sebagai pihak yang berpengalaman dalam pengembangan mobil listrik, Ashari mengungkapkan ITS akan menjadi pihak yang membantu mengembangkan sistem kontrol kendaraan. “Meskipun ITS sudah lama terjun dalam dunia inovasi mobil listrik, diperlukan inovasi dan usaha yang lebih lagi untuk produksi skala komersil,” ungkap guru besar Teknik Elektro ITS itu.
Mengenai MoU perdana ini, Menristek/Kepala BRIN mengatakan, kolaborasi triple helix ini penting untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang bersifat terbatas dan berpotensi merusak lingkungan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 yang membahas tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca.
“Harapannya, dengan sinergi triple helix yang solid, inovasi Indonesia dapat bersaing secara global,” ujarnya. (mia/HUMAS ITS)