Semoga Corona Cepat Berlalu

Oleh: Moh. Husen

MEPNews.id – Apa yang ada di benak kita semua tatkala mendengar kabar bahwa saudara-saudara kita ada yang terkena virus Corona? Apa pula yang ada di benak kita tatkala masuknya Covid-19 ini tidak bisa terdeteksi?

Berita dan opini mengenai Coranavirus ini bagai “virus” tersendiri yang seakan tak bisa dihindari beredarnya agar kita waspada dan berhati-hati, baik di dunia nyata obrolan kita dengan tetangga dan kawan-kawan, terlebih lagi di dunia maya handphone kita, tumplek blek rata-rata media online memberitakan Corono dan Corona.

Hal ini tentunya wajar karena sudah 300 lebih penduduk Indonesia terbukti ada yang terkena virus Corona hingga ada pula yang meninggal dunia. Sedemikian nyata ada korbannya sehingga wajar ada yang mewanti-wanti secara intens agar berhati-hati sedemikian rupa terhadap bahaya virus Corona ini.

Takut kepada virus itu nggak pa-pa, sama halnya kita takut terbakar api atau tertabrak kereta api. Takut di sini merupakan bahasa kultural yang bermakna hati-hati. Bukan takut secara aqidah dan iman. Dan orang yang takut terbakar api tak perlu kita ceramahi: “Lho, kok gak takut kepada Allah, sih?” Boleh ada rasa takut asal jangan terlalu panik. Kalau takut terbakar api kita harus tahu cara menghindarinya, begitu pula takut kepada virus, kita harus tahu caranya agar tak terkena si virus tersebut.

Tentu berbagai opini telah kita dengar dari mana saja, rata-rata hampir sama semua, intinya: jaga kebersihan lahir dan batin. Hindari kerumunan massal, dianjurkan pakai masker, rajin cuci tangan, serta perkuat kebersihan mental batin kita dengan menjaga wudlu’. Jika batal, wudlu’ lagi. Saya sepakat dengan sikap berhati-hati, penguatan mental sekaligus rendah hati semacam ini.

Sebagai sesama makhluk ada juga yang mencoba berdialog, ngobrol baik-baik penuh penghormatan: “Wahai Corona, kalau memang kamu bertugas untuk menghukum manusia-manusia yang angkuh dan sombong, segera lakukan tugasmu lantas kembalilah ke alammu. Sesaat lagi kami ingin menikmati shalat tarawih berjamaah di bulan Ramadhan yang indah…”

Termasuk seorang Hamba Allah ada yang berwirid, bershalawat, menyapa Allah dan Rasulullah atas ketidakberdayaannya bahwa kita ini manusia lemah yang perlu berhati-hati secara sosial dan berlindung kepada Allah: “Ya Hafidh, ihfadhna… Ya Rahim, irhamna… Ya Rasulullah salamun alaik…” Wahai Maha Penjaga, jagalah kami. Wahai Maha Penyayang.

Serta dari kamar sebelah, ada yang berteriak: “Ayo dong, bagi-bagi masker. Jangan monopoli masker. Apalagi memanfaatkan situasi menjual masker dengan harga mahal. Jangan main-main dong dengan kesehatan dan nyawa. Apakah kamu harus sakit terlebih dahulu untuk merasakan sejumlah hal, bahkan merasakan ada Tuhan? Atau maklum, kamu belum pernah merasakan sakit kena virus hingga parah mendekati meregangnya nyawa…!!!”

Semoga Corona segera berlalu. Yang sakit disembuhkan Allah. Yang meninggal dunia diampuni dosanya dan khusnul khatimah. Semoga kita semua diampuni dan dilindungi Allah. Amin.

(Banyuwangi, 21 Maret 2020)

 

Facebook Comments

Comments are closed.