MEPNews.id – Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu desa terdampak gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018. Akibatnya, terjadi penurunan di beberapa sektor seperti perekonomian, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, 14 mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) di bawah bimbingan Dr. Abdul Samik drh., M.Si., berlayar ke Lombok Timur pada 28 Desember 2019 untuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village (BV).
“Kami berkeinginan bantu memulihkan pembangunan pasca gempa di beberapa sektor tersebut,” ungkap Bagus Nurhidayat, Koordinator KKN.
“Meskipun termasuk desa wisata, masalah sampah dan kesehatan masih memprihatinkan. Semenjak gempa, banyak warga yang masih trauma. Penurunan ekonomi hingga masalah pendidikan perlu perhatian lebih,” tambah Adyt Alkautsar, salah satu anggota tim KKN.
KKN di Lombok Timur ini berlangsung 21 hari. Berbagai program kerja disusun berdasar social mapping dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan warga setempat.
“Kami memiliki program unggulan yang dengan output jangka panjang. Ada dua jenis kegiatan, yaitu Jelajah Sembalun serta kegiatan pemberdayaan dan peningkatan potensi ekonomi lokal masyarakat,” tutur Bagus.
Jelajah Sembalun merupakan pemberdayaan anak-anak desa di sana dengan dua program, yakni Berugaq Baca dan Sembalun Heritage.
“Berugaq Baca itu program pembuatan tempat baca untuk anak-anak. Kata berugaq diambil dari bahasa Sasak yang artinya saung atau gazebo. Berugaq Baca ini dibangun untuk meningkatkan daya literasi dan minat baca anak-anak di sini,” lanjutnya.
Sebelumnya, dilakukan bincang sejarah bersama anak dari Ketua Adat desa Sembalun Bumbung untuk kepentingan pembuatan dokumentasi sejarah desa.
“Kami ingin mengedukasi anak-anak agar lebih mengenal sejarah desanya. Melalui program ini, anak-anak bisa berkenalan dan belajar budaya sambil bermain untuk memperluas wawasan mereka,” terang mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah itu.
Di bidang ekonomi, terdapat pengelolaan produk lokal, yakni biji buncis Sembalun menjadi makanan khas desa Sembalun Bumbung. Lebih lanjut, diberikan wawasan terkait cara pengemasan dan promosi produk lokal.
“Kami juga membantu produsen membuat kemasan agar lebih menarik dan membuat media untuk mempromosikan produk tersebut sehingga dapat meningkatkan harga jual,” imbuhnya.
KKN ini mendapat sambutan hangat dari warga. Bagus berharap, kedatangan mahasiswa UNAIR KKN beserta program-programnya dapat membantu memulihkan kondisi warga desa Sembalun dan berdampak pada peningkatan di beberapa sektor.