MEPNews.id – Milenial Literasi Camp, suatu acara bagi para pencita literasi. Khususnya para penggerak literasi di Jawa Timur.
Mereka semua berkumpul lalu merumuskan draf naskah buku. Kemudian setiap peserta menulis minimal satu tulisan sesuai outline yang telah didiskusikan. Sehingga sepulang acara ada karya berupa buku. Bukan sekadar acara berisikan paparan teori tentang menulis dan membaca.
Memang ada sekelumit sajian teori sebagai pengantar sebelum peserta menulis. Pada MLC kali ini, mereka dikukuhkan sebagai angkatan pertama, setelah buku karya mereka liris terbit. Saat semesta mengetahui bila produk acara MLC merupakan buku, bukan sekadar acara nir produk.
Maka, ke depan akan berlanjut ke angkatan-angkatan berikutnya. Kelak MLC semakin ditasbihkan sebagai pusdiklat literasi negeri ini. Dengan semakin banyak yang sadar akan kebutuhan literasi. Literasi sebagai bekal guna menghadapi laku kehidupannya. Tentu hal itu menjadikan kualitas SDM anak negeri semakin baik kualitas unggul. Ujungnya karakter setiap pribadi pun melesat drastis.
“Alhamdulillah Kelas Menulis Kampung Literasi Mini DeDurian Park angkatan 1 berjalan lancar. 37 peserta dari berbagai kota di Jawa Timur ini mengikuti pelatihan menulis dan praktik menulis langsung menjadi buku antologi. InsyaAllah angkatan kedua dan seterusnya akan banyak peminat, “ tegas Bambang Prakoso, pemrakrasa acara.
Bambang yang juga dosen sebuah PTS di Surabaya menambahkan, insyaAllah dengan karya buku ini, dengan menunjukkan aplikasi langsung sehingga masyarakat tahu bila MLC bertujuan menjadikan sesuatu yang semula mustahil bisa jadi nyata. Semula yang sekadar mimpi bisa berkarya buku akhirnya benar-benar punya buku meski diawali buku antologi.
Sementara itu, sebagai salah satu narasumber, saya bersyukur dapat bertemu para penggiat literasi. Khususnya penggerak literasi di Jawa Timur.
Bagi saya pribadi acara ini menarik dan unik. Kumpul dari berbagai daerah di area yang sejuk, saling bertukar pikiran. Di sinilah ide-ide akan bermunculan. Di saat sebagian orang mungkin butuh suasana baru atau energi pemantik guna memunculkan inspirasi sebagai ide untuk bahan tulisan.
Dan di DeDurian saya kira hal itu dapat diperoleh para peserta, saya jamin tidak akan ada inspirasi yang macet alih-alih kesulitan berburu ide bila sudah ada di DeDurian, di sana yang ada hanyalah bisakah Anda memilah lalu menyeleksi setiap gerojokan ide itu untuk diatur lalu ditulis sesuai tema yang telah disepakati.
Acara yang berlangsung dua hari itu, disamping membedah teori menyusun draf buku hingga menulis buku dipandu secara langsung oleh Coach senior Teguh Wahyu Utomo. Menurut Teguh, teori menulis itu mudah bukanlah teori. Tapi realitas yang harus dipraktikkan. Mulailah menulis sekarang berawal dari satu kata dan kalimat.
Para peserta juga langsung diajak mempertajam materi tulisan oleh penulis Caknun.com Pong Syaifullah Syahid. Dari dua narasumber ini peserta telah memperoleh bekal pengalaman hebat saat proses kreatif menghasilkan tulisan, sehingga sepulang dari MLC mereka tetap harus menjadikan menulis sebagai kebutuhan harian bukan sekadar mengisi waktu luang.
DeDurian dengan MLC Angkatan 1 telah memulai satu langkah hebat, setelah ini akan ada langkah-langkah hebat berikutnya, sebagai upaya konkrit menjadikan literasi sebagai identitas pokok generasi milenial, kelak mereka semua inilah yang akan mengisi serta wajib jadi penentu peradaban negeri ini. Bismillah.
(Aditya Akbar Hakim)