Oleh: Teguh W. Utomo
MEPNews.id – “Maumere da gale kota Ende//Pepin gisong gasong//Le’le luk ele rebin ha//putar ke kiri e//Nona manis putarlah ke kiri…..”
Lagu ceria Geu Fa Mi Re diiringi goyang rame-rame di antara aroma asap ikan bakar memeriahkan penutupan bakti sosial Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) di Pulau Ende (Nusa Tenggara Timur) pada 18 September sore. Acara di halaman belakang Puskesmas Achmad Yani itu dilengkapi makan bersama oleh semua pihak yang terlibat.
Drg Ika Pujilestari, mewakili Muspika dan Puskesmas Pulau Ende, mengucapkan banyak terima kasih pada tim dokter atas RSTKA. Menurutnya, aktivitas semacam ini pertama kali ada di Pulau Ende. Namun, bakti sosial tiga hari ini langsung membuat tim Puskesmas Ende tancap gas. Dalam waktu singkat, banyak pasien bisa dilayani dan ditangani.
“Saya juga kagum pada tim RSTKA yang seperti tidak ada lelahnya. Saat tim pendahulu datang, langsung bekerja. Saat tim inti datang bersama kapal, juga langsung bekerja. Mulai pagi sampai sore,” kata Ika “Apa ya resepnya bisa bekerja seperti ini?”
Dr Agus Haryanto SpB, konseptor rumah sakit terapung ini, selintas mengisahkan perjalanan RSTKA dan membeberkan beberapa hal yang dilakukan tim medis di Pulau Ende. “Total, ada pelayanan terhadap 564 pasien, operasi mata 13 pasien dan operasi bedah 22 pasien.”
Pada 16 September, pelayanan kesehatan di Puskesmas A. Yani melibatkan 53 pasien untuk poli umum, empat pasien untuk poli anak, 16 pasien untuk poli bedah dengan empat pasien non operasi dan 12 operasi, sepuluh pasien untuk poli obgyn, 47 pasien untuk poli mata dengan 34 pasien non operasi dan 13 rencana operasi, serta tujuh pasien untuk poli THT.
Pada 17 September, tindakan operasi dilakukan di kapal RSTKA, dan pelayanan serta tindakan juga dilakukan di Puskesmas. Pelayanan di Puskesmas A. Yani, 142 pasien untuk poli umum, 21 pasien untuk poli anak, enam pasien untuk poli bedah dengan dua pasien non operasi dan empat pasien rencana operasi, 14 pasien untuk poli obgyn, 13 pasien untuk poli THT. Sementara, poli mata melakukan operasi 10 katarak dan tiga pterygium (daging tumbuh).
Pada hari yang sama, di kapal dilakukan operasi bedah umum. Ada tiga pasien yang harus menjalani anastesi umum atas kondisi hernia, benjolan tidak normal di payudara, dan tumor jaringan lunak di hidung. Ada delapan pasien operasi dengan anastesi lokal. Di antara mereka, empat mengalami lipoma (benjolan lemak tidak wajar), dua mengalami atheroma, satu papilloma (tumor jinak di bagian epitel), dan satu keloid. Juga dilakukan FNAB (pengambilan sampel kecil bagian tubuh untuk diagnosis) kepada tiga pasien yang diduga mengalami fibroadenoma mammae (tumor di payudara), tumor ganas di payudara, dan tumor jaringan lunak.
Selain tindakan medis, juga ada sharing pengetahuan. Ada Program BERANTING (Berantas Stunting) yang terdiri dari pembentukan 15 dokter kecil SD Rendopane, revitalisasi obat-obatan UKS, penyuluhan stunting yang diikuti tujuh kader, satu bidan, satu perawat, dan satu petugas kesehatan masyarakat, serta skrining stunting terhadap 40 ibu dan balita. Juga ada sharing obgyn oleh dr Agustini R. Dhinharia SpOG dengan tema ‘Pentingnya laktasi’ yang diikuti 24 staf dan bidan puskesmas. Untuk bidang THT, ada sharing tentang ‘Cuci hidung’ oleh dr Sofia dan dr Sabrina yang diikuti 24 orang staf puskesmas.
Pada 18 September, dilakukan pelayanan di Puskesmas, operasi di kapal, dan sharing pengetahuan di gedung serbaguna. Pelayanan kesehatan di Puskesmas A. Yani untuk poli umum 129 pasien, poli anak 24 pasien, poli bedah empat pasien, poli obgyn 33 pasien dan poli mata 55 pasien.
Pada saat yang sama, masih dilakukan operasi di kapal. Dua pasien mendapatkan anastesi umum atas kista kelenjar tiroid di leher dan hernia. Lima pasien yang menjalani anastesi lokal terdiri atas empat pasien lipoma dan satu fibroma. Juga ada satu pasien menjalani biopsi karena dicurigai kanker kulit BCC.
Juga ada sharing pengetahuan literasi dengan tema ‘Ayo menulis agar sehat dan bisa hidup lebih lama’. Acara ini diikuti 34 orang dari kalangan umum terutama siswa SMP-SMA dan guru. (*)