Yakobus-Margaretha (4) : Entaskan Kemiskinan, Bupati TTU Terapkan Ajaran Orangtua

MEPNews.id – Bupati Timor Tengah Utara (TTU) Raymundus Sau Fernandez (47), mengaku ajaran yang ditanamkan kedua orangtuanya, yakni kerja keras, kerja tuntas, penuh tanggung jawab, dan kejujuran sangat berarti. Terlebih saat dirinya menjabat sebagai bupati TTU, mulai dari periode pertama, 2010-2015, dan lanjut periode kedua, 2015-2020.

Salah satunya, Raymundus bekerja keras menurunkan tingkat kemiskinan di TTU. Hasilnya, bila sebelum jadi bupati, TTU masuk kategori daerah tertinggal dengan tingkat kemiskinan mencapai 65 persen, maka kini tinggal 21, 24 persen. ”Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi telah mengeluarkan TTU dari kategori daerah tertinggal,” terang Raymundus, saat ditemui Tim Sahabat Keluarga di rumah orangtuanya, di  Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Ajaran kerja keras memang merupakan harga mati yang ditanamkan kedua orangtua Raymundus, Yakobus Manue Fernandez (85) dan Margaretha Hati Manhitu (80). Bahkan, anak-anaknya secara berkelakar menyebut kedua orangtuanya, utamanya mamanya, dengan sebutan ’Kepala Nipon’. Julukan itu merujuk pada bangsa Jepang yang pada zaman penjajajahan dulu menuntut bangsa Indonesia untuk kerja keras, bahkan kerja paksa atau rodi.

”Julukan itu karena kerja kerasnya, tidak boleh main-main, tidak kenal waktu istirahat. Anak-anaknya harus ikut cara kerja mama dan papa,” kata suami Kristina Muki ini.

Raymundus bercerita, waktu kecil, sebelum masuk sekolah, sekitar usia 5-6 tahun, bangun pagi harus pukul 05.00 Wita. Anak laki -laki berangkat menuju kebun dan kandang sapi untuk memerah sapi, kembali ke rumah untuk sarapan dan kembali ke sawah, ladang, dan menggembala sapi. ”Kadang bersama papa, kadang juga sendiri. Saat sudah sekolah, pulang sekolah langsung ke ladang dan menggembala sapi sampai sore,” tuturnya.

Kuliah Sambil Bekerja

Kerja keras itupula yang menyebabkan, saat kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, Kupang, Raymundus mencari uang sendiri untuk biaya kuliah. Dituturkan adiknya, Melky, setiap subuh, Raymundus berangkat ke pelelangan ikan di pantai untuk membeli ikan dan membawanya ke pasar-pasar untuk dijual ke pedagang. Raymundus juga tak segan menjadi kuli bangunan untuk mencari tambahan biaya kuliah serta untuk menunjang mobilitasnya sebagai aktivis mahasiswa.

Begitu pula dalam kehidupan pribadinya, Raymundus terbiaa kerja keras. Setiap hari, setelah pulang ke rumah, ia tak lantas beristirahat, melainkan langsung menekuni hobinya, yakni beternak. Di rumah pribadinya di pinggiran Kota Kefamenanu, tepatnya di KM 5 Trans Kefamenanu-Atambua, memiliki peternakan sapi, kuda, unggas, dan babi. Tak jarang Raymundus langsung turun tangan merawat hewan peliharaannya sampai tengah malam.

Selain kerja keras, menurut Raymundus, orangtua juga menanamkan kejujuran yang dijabarkan dalam bentuk ungkapan ”Makan dari hasil keringat sendiri, bukan mengambil dari yang bukan hak kita.”

Ajaran kerja keras dan sikap jujur itu ditanamkan dengan perkataan dan perkataan. Kalau dilanggar, papanya tak segan memukul, utamanya pada anak yang lelaki.

”Tak hanya dengan kayu atau rotan, tapi juga dengan parag, tak hanya kaki yang dipukul, juga kepala. Itu dilakukan kalau tidak taat. Misalnya, kata papa itu jangan ini tidak boleh tapi kita tetap melakukannya, maka kita dipukul. Karena tujuannya membina, ya dipukulnya sekali atau dua kali pukul lah,” ungkap Raymundus.

Setelah menjadi politisi dan pejabat sejak tahun 1999, Raymundus diminta mama dan papanya untuk lebih mengutamakan rakyat daripada keluarga dan orangtuanya. Bahkan Yakobus dan Margaretha tak pernah mau berlama-lama tinggal di rumah Raymundus. Alasannya, punya kehidupan sendiri, yakni mengurus sawah, ladang dan menggembala sapi serta tidak mau merepotkan anak-anaknya.

Dengan segala yang sudah dilakukan Yakobus dan Margaretha, Raymundus selalu bangga kepada orangtuanya atas pekereja keras dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Yanuar jatnika/Selesai.

Sumber : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id

Article Tags

Facebook Comments

Comments are closed.