MEPNews.id – Minat baca anak-anak di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Data UNESCO menunjukkan, persentase minat baca anak Indonesia berada di angka 0,01 persen. Artinya, dari sepuluh ribu anak Indonesia hanya satu anak yang senang membaca. Selain itu, disebutkan bahwa minat baca di Indonesia menempati urutan ke-63 dari 70 negara. Oleh karenanya, orangtua berperan penting dalam menumbuhkan minat baca pada anak, terutama anak di usia dini..
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat baca yang kuat akan diwujudkan dalam ketersediaan dan keinginannya yang kuat untuk mendapatkan bahan bacaan kemudian membacanya dengan kesadaran sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. (Farida Rahim: 2008).
Rendahnya minat baca pada anak disebabkan oleh beberapa faktor:
Pertama, kurangnya kesadaran orangtua tentang pentingnya membaca sejak dini. Orangtua sering menganggap bahwa masa kanak-kanak adalah masa-masa bermain. Sehingga masa kecil anak-anak mereka dihabiskan untuk bermain bersama teman sebaya. Selain itu, orangtua juga tidak memotivasi anak untuk membaca minimal satu bacaan dalam sehari.
Kedua, buku yang tersedia di perpustakaan sekolah kurang menarik bagi anak-anak. Buku yang menarik bagi anak adalah yang mempunyai tampilan penuh warna dan gambar. Sedangkan buku yang tersedia di perpustakaan kebanyakan buku yang telah usang, tulisannya kecil, tidak terdapat gambar, hanya berupa narasi-narasi yang membosankan bagi anak.
Ketiga, kurangnya kepedulian masyarakat sekitar untuk mendirikan sebuah taman baca. Dengan didirikannya taman baca di lingkungan sekitar, dapat mengundang anak untuk datang dan membaca buku yang menarik sesuai dengan usia mereka. Contohnya di Taman Baca Wadas Kelir, terdapat taman baca yang menyediakan berbagai macam buku cerita yang cocok untuk anak-anak. Sehingga anak-anak di sekitar taman baca tertarik untuk datang, membaca, dan meminjam buku.
Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menumbuhkan minat baca pada anak yakni:
Pertama, membelikan buku yang menarik dan disukai anak. Sesuai minat anak-anak yang senang melihat gambar dan warna, maka orangtua dapat membelikan buku dongeng.
Kedua, mengajak anak ke perpustakaan atau toko buku. Orangtua bisa mengajak anak memilih buku bacaan yang mereka sukai. Pilih momen yang tepat, misalnya saat liburan sekolah atau di hari ulangtahunnya, agar anak lebih antusias untuk ikut.
Ketiga, minta anak untuk menceritakan kembali buku yang dibaca. Hal ini membuat anak termotivasi untuk membaca lagi. Terlebih jika anak diberi pujian, ”Wah, luar biasa. Pintar sekali kamu, Nak”. Dia akan semakin senang membaca dan dalam benaknya akan berkata, ”Baiklah, besok saya akan membaca buku lagi dan menceritakan kepada orangtua saya.”
Keempat, menjadi contoh bagi anak. Telah kita ketahui bahwa anak adalah peniru yang ulung. Apa yang dilakukan orang di sekitarnya, dilakukan juga oleh anak. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat baca anak, orangtua juga harus membaca, misalnya membaca koran atau majalah. Ketika anak melihat orangtuanya membaca, akan muncul rasa penasaran pada benak anak, ia akan berpikir, ”Ini apa sih? Kok ayah dan bundaku senang membacanya?” Lalu ia pun mencoba membaca.
Rendahnya minat baca pada anak secara umum disebabkan oleh kurangnya kesadaran orangtua, masyarakat, dan lembaga pendidikan tentang pentingnya membaca. Kondisi yang perlu diciptakan adalah dengan menyediakan sarana dan suasana yang mendukung bagi anak untuk menumbuhkan minat baca. (Annisa Alfiah Devianti – Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Pontianak, Pegiat Literasi di Rumah Literasi FTIK IAIN Pontianak).
Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id