MEPNews.id – DeDurian Park sengaja hadir menyapa umat, mengajak setiap pribadi Muslim untuk bersama-sama merapatkan barisan kemudian mendeklarasikan diri sebagai penentu peradaban.
Melalui konsep berjamaah, siapa pun pribadi Muslim yang berkenan untuk dirangkul kemudian menyatu di Kebun Berkah DeDurian Park. Dengan berjamaah itu yang tampak tidak mungkin menjadi bisa terjadi, yang awalnya mustahil kelak bisa jadi kenyataan, dan yang semula susah niscaya menjadi mudah. Semua itu akibat konsep berjamaah yang dijadikan dasar pijakan oleh DeDurian.
Karena di DeDurian Park, ada visi besar bersama-sama memakmurkan bumi Allah. Membersamai alam beserta seluruh isinya serta menjadikan alam patner dialog guna semakin mendekatkan diri kepada-Nya. Di situ kita berzikir bersama pepohonan, bermunajat bersama seluruh semesta untuk menyatukan visi besar tersebut.
Sebab di DeDurian Park, para jamaah ikut memiliki lahan, menanami, merawat, sekaligus memanen hasil kebun berupa komoditi utama pohon durian. Dengan membeli lalu menguasai lahan secara berjamaah berarti di situ Anda akan menjadi pemain plus penentu peradaban.
Karena di DeDurian Park, adalah pioner dari wisata agroproperti berbasis wisata kebun durian pertama di Indonesia, berawal dari satu kawasan di Wonosalam Jombang. Di DeDurian para pengunjung kelak pada saatnya, akan bisa melihat plus merasakan sensasi secara langsung wisata petik durian, saat ini telah, masih, dan akan menuju ke sana.
Dan di DeDurian wisata edukasi bersinergi dengan literasi juga tersedia, sehingga para bapak ibu pengunjung bisa mengajak sekaligus membenturkan anak-anaknya dengan ribuan koleksi buku bacaan yang tertata rapi di area sudut baca yang ada di DeDurian, soal ini pun merupakan yang pertama serta menjadi role model bagi wana wisata lainnya. Lagi-lagi DeDurian merupakan pioner bagi gerakan melek literasi di lokasi wisata edukasi.
Sebab di DeDurian Park-lah, juga akhirnya terbentuk APDURI, Asosiasi Petani Durian Indonesia, satu wadah organisasi bagi para petani durian, yang berawal dan lahir dari di embrio DeDurian. Hadirnya APDURI ini begitu disambut antusias oleh seluruh petani durian di sekitar Kecamatan Wonosalam.
Dengan asosiasi ini kelak para petani durian mesti berdikari, mereka mesti menjadi pemain di negeri sendiri bukan seperti hari ini di mana para petani hanya kerap menjadi objek dari para spekulan yang terus menggerogoti spirit ekonomi anak negeri. Dan ending-nya kelak tentu kita mesti mengeskpor durian, kita tak perlu lagi terus-terusan mengimpor sebab di Wonosalam telah begitu banyak petani yang jago menanam durian, dengan wadah APDURI tersebut misi menjadikan para petani sebagai pemain utama, penentu, plus penikmat hasil dari siklus durian telah mulai dirintis.
Karena di Durian Park, dan pada poin ini yang hendak digolkan, menjadi target sasaran utama mengapa DeDurian hadir di tengah-tengah umat. Di situ segala sesuatu mesti diarah lalu ditujukan untuk ber-ending-kan keberkahan. Berkah adalah garis finis yang menjadi pelecut bagi semua keluarga besar DeDurian. Untuk meraih sekaligus merasakan berkah di setiap laku kehidupan masing-masing jamaah, tentu diri pribadi yang bersangkutan yang bisa menangkap sinyal-sinyal berkah tersebut.
Akhirnya, di DeDurian Park segala yang bertujuan untuk serta demi dunia didapat, kemudian soal akhirat pun didapat, untuk itu bismillah dua dimensi bagi kebutuhan di setiap arena kehidupan itu tercapai hingga berujung banyak ketenteraman, kebahagiaan, dan keberkahan.
(Aditya Akbar Hakim)