Dari Sebuah Kliping

Oleh: Moh. Husen

MEPNews.id – Kurang lebih jam 1 siang saya sampai di depan pintu rumah dosen saya. Saya ketok pintu tersebut dan ber-assalamualaikum. Saya cium tangan beliau. Lantas mengalirlah berbagai macam obrolan secara ringan dan santai seputar literasi.

Saya ditunjukkan berbagai macam dokumentasi tulisan beliau sejak tahun 80-an dalam sebuah majalah yang sudah tampak buram hingga kliping kumpulan tulisan opini beliau seputar dunia pendidikan dan kampus yang pernah tersebar di media massa.

Ternyata beliau ini tergolong rajin melakukan dokumentasi. Dimana pun beliau pernah menulis, selalu tersimpan dengan baik dalam arsip kliping yang saya perhatikan sangatlah baik. Tentunya ini merupakan pelajaran berharga bagi anak-anak dan juga cucu-cucu beliau sendiri.

Belum lagi rekam jejak beliau di lingkungan sekitar yang begitu baik. Semuanya itu merupakan dokumentasi bagi siapa saja yang jika mau mempelajarinya bisa membuahkan ilmu kearifan yang luar biasa.

Saya sendiri merasa tertampar dan malu kepada diri sendiri tatkala melihat kliping tulisan beliau yang begitu bagus. Beliau termasuk generasi lama yang pernah menulis menggunakan mesin ketik. Alhamdulillah siang itu saya banyak belajar kepada beliau.

Kalau ada istilah mahasiswa, sebenarnya saya membatin konyol: “Mbok ya juga ada mahadosen gitu, biar keren, hehehehe…”

Sepulang dari rumah beliau, saya jadi ngeri karena fikiran saya berbisik dan berpuisi: “Wahai engkau siapa saja. Tidak harus orang yang beriman. Bagaimana kliping kehidupanmu? Apa kamu tidak malu jika kelak kliping kehidupanmu dibaca anak cucumu sendiri dan orang lain bahwa ternyata kamu ini pecundang, tukang adu domba dan fitnah orang, kesana kemari menyebarkan virus kebencian, permusuhan, perpecahan, suka menang sendiri, bakhil, kikir, suka tipu, omong kosong…”

Untungnya tak lama kemudian terdengar adzan maghrib. Sehingga puisi berhenti. Kliping saya sangat kotor. Dan selepas maghrib saya harus siap mendengarkan puisinya lagi: “Makanya, mulai sekarang tanam dan lakukanlah kebaikan…”

(Banyuwangi, 3 September 2019)

Facebook Comments

Comments are closed.