Bisa Karena Terbiasa

Foto : Ilustrasi

MEMNews.id – Siapa saja yang bisa menjadi jamaah DeDurian Park? Selain punya modal finansial, apa syarat agar bisa gabung lalu ikut berjamaah dengan DeDurian?

Pada prinsipnya, syarat itu tidaklah terlalu kaku seperti halnya juknis penggunaan anggaran milik pemerintah, misalnya. Supaya dapat menyatu bersama dengan DeDurian, Anda harus seorang Muslim, dan selain itu penting bagi Anda untuk punya kemampuan sekaligus kemauan finansial, berikutnya masih ada syarat lain, dan ternyata syarat ketiga ini agaknya bersifat khusus.

Ya, syarat ketiga itu adalah adanya kejembaran hati untuk senantiasa senang bersatu berjamaah dengan beragam corak latar belakang manusia. Itu artinya, yang bisa menangkap ghirah dari sinyal berjamaah itu adalah mereka para pribadi yang memang sebelumnya telah membudaya ritual melaksanakan jamaah salat fardhu lima waktu di masjid.

Tidak cukup sampai di titik tersebut, jika ending dari ikatan jamaah itu adalah berkah, yakni dengan adanya keberkahan yang begitu ingin dirasakan bersama-sama bagi setiap jamaah.

Maka mereka yang sanggup menangkap adanya getaran berkah itu adalah para pribadi yang telah terbiasa ahli jamaah. Hanya pribadi yang saleh, pribadi yang santun, dan pribadi yang punya etos tinggi pada laku kehidupan beragamanya, mereka ini nanti yang bakal sanggup merasakan adanya sinyal-sinyal keberkahan.

Terkait topik tulisan kali ini, pikiran saya teringat kepada Rully Anwar, beliau yang juga merupakan Direktur Operasional DeDurian Park, saat membersamai saya pada acara talkshow menyabut Gathering DeDurian Park di Radio Suara Muslim Surabaya, saat itu beliau meluncurkan beberapa kalimat, yang menurut saya sangat bermakna, bukan sembarang kalimat biasa karena punya energi dahsyat bagi yang sempat menyimaknya secara saksama.

Lebih jelasnya kalimat itu berbunyi berikut: “Pas ada azan berkumandang, kemudian kita segera bergegas memenuhi panggilan Allah untuk menghadiri salat berjamaah. Namun, di sisi lain saat ada azan tetapi kita malah tidak sempat memenuhi undangan Allah tersebut. Maka seketika hati kita pasti gelisah, ada rasa ketidaktenangan yang hadir, ini karena kita mengabaikan panggilan azan. Untuk dapat serta mendatangi salat berjamaah adalah mereka yang punya kebiasaan, awalnya mungkin terpaksa setelah itu secara perlahan maka kelak menjadi terbiasa.”

Korelasi kalimat Rully di atas dengan konteks berjamaah di Kebun Berkah DeDurian Park, tentu bagi siapa pun yang bisa menangkap satu getaran frekuensi yang sama pada ikatan berjamaah di DeDurian, mereka adalah para pribadi yang selama sebelum itu adalah pribadi yang telah terbiasa atau punya kebiasaan baik. Sehingga tarulah tatkala ada azan berkumandang bukan lagi alibi yang mereka sodorkan melainkan langsung cap cus bergegas mendatanginya untuk mendirikan salat berjamaah.

Untuk itu, penting bagi kita menarik satu benang merah dari perintah salat berjamaah di atas. Sebab di situ, dari perintah salat berjamaah tersebut begitu jelas bila diamalkan secara konsisten, maka akan ada efek samping yang begitu positif bagi sisi atau dimensi laku kehidupan lainnya. Mungkin awalnya berat, tetapi setelah dipaksa, yang awalnya mungkin terpaksa maka setelah itu kelak bisa menjadi kebiasaan plus membudaya.

( Aditya Akbar Hakim )

Article Tags

Facebook Comments

Comments are closed.