MEPNews.id – Sebagai salah satu provinsi yang sangat strategis di Indonesia, Jawa Timur membutuhkan peran dan dukungan dari kalangan perguruan tinggi. Terlebih dalam melakukan berbagai arah kebijakan dan langkah untuk pengembangan dan pembangunan.
Universitas Airlangga sebagai salah satu kampus terbaik yang berada di Jawa Timur, tentu dituntut untuk memiliki andil dan peran yang lebih dalam mendorong pembangunan di provinsi yang memiliki penduduk lebih dari 30 juta jiwa itu. Untuk itu, UNAIR bersama berbagai perguruan tinggi dan Pemprov Jatim menggelar FGD Program Pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 Bersama Forum Rektor.
Bertempat di Aula AMERTA Kampus C UNAIR (10/8), acara itu dibuka langsung oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Moh. Nasih. Dalam sambutan pembuka Prof. Nasih menyambut baik kegiatan tersebut. Baginya, kegiatan semacam itu diharapkan bisa menjadi langkah dan salah satu terobosan yang nyata bagi pergurun tinggi untuk turut melakukan pembangunan di Jawa Timur.
Sementara itu, hadir sebagai pihak yang turut menyusun acara tersebut, Dr. Eko Supeno selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNAIR, dalam sambutannya menjelaskan berbagai potensi yang dimiliki oleh perguruan tinggi negeri untuk menuntaskan isu-isu strategis yang sduah disusun oleh Pemprov Jatim.
“PTN bisa menjadi salah satu jembatan untuk turut menyelesaikan berbagai isu-isu. Antara lain seperti stunting, penanggulangan angka kematian ibu dan bayi, dan berbagai isu kesehatan lainnya,” ungkap Eko.
Tidak hanya itu, untuk mendukung suksesnya pembangunan di Jawa Timur, Eko juga menegaskan bahwa PTN bisa melakukan berbagai pengkajian potensi alam dan disparitas wilayah di jatim, kajian tentang kebencanaan daerah, hingga penataan integrasi antar moda.
“Dengan ini harapannya menjadikan indeks kebahagiaan menjadi paranata kemajuan pembangunan,” tandasnya.
Selanjutnya, mewakili Pemprov Jatim, Wahid mengatakan bahwa aktivitas berbagai provinsi di Indonesia menempatkan Jatim sebagai provinsi yang memiliki aktivitas ekonomi yang sangat besar. Meskipun, tandasnya, perputaran uang banyak di Jakarta, tapi Jatim memiliki aktivitas kegiatan ekonomi yang sangat besar.
“Misalnya tol laut saja, dari sekian banyak jalur yang ada, paling banyak ya ada di Jawa Timur,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, jelasnya, kontribusi ekonomi Jawa Timur mencapai 14,67% dan jika digabungkan dengan provinsi Indonesia timur yang memiliki aktivitas sentral di Jatim, bisa lebih dari 34% lebih.
“Artinya 1/3 lebih aktivitas dan sentral ekonomi Indonesia ada di Jawa Timur,” tuturnya.
Selanjutnya, Wahid juga mengatakan bahwa dalam pengembangan di Jatim perlu melihat kondisi kewilayahan. Mulai tengah yang relatif cukup maju dan yang sedang difokuskan untuk mengembangkan kawasan kota megapolitan yang bagus. Kawasan Jawa Timur utara dengan ekonomi dalam keadaan sedang yang sedang ditata sebagai kawasan Industri berat serta kawasan selatan yang memiliki potensi ekonomi bagus dan infrastruktur yang sedang kita difokuskan untuk dikembangkan.
“Dan yang terakhir kawasan yang cukup tertinggal yakni madura dan kepulauan. Dari kepulauan yang ada masih banyak yang belum memiliki infrastruktur yang baik. Yang seperti ini membutuhkan skenario pembangunan wilayah dengan karakter dan kondisi yang berbeda,” ungkapnya (PIH Unair)