Oleh: Dima Maharika Dinama
MEPNews.id – Dalam 25 tahun ke depan Indonesia berusia 100 tahun. Muncul ide dan gagasan mengenai Generasi Emas 2045. Salah satu faktor yang menjadi modal menyongsong terwujudnya istilah tersebut adalah bonus demografi. Pada tahun 2045, diperkirakan Indonesia mendapatkan penduduk yang 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sisanya 30% tidak produktif.
Bisa dibayangkan Indonesia pada 2045 akan didominasi kalangan pemuda produktif. Dalam menghadapi kondisi ini, tentunya kita perlu memiliki generasi muda berkualitas tinggi yang akan menjadi tokoh dan pemimpin saat itu. Tak dapat dipungkiri sosok yang akan menjadi Generasi Emas pada 2045 saat ini masih dalam usia remaja kalangan pelajar SD-SMA.
Lalu bagaimana kondisi pelajar Indonesia saat ini yang digadangkan akan menjadi para pemimpin peradaban 2045?
Pelajar Indonesia zaman ini memiliki kondisi yang masih jauh untuk dapat dikatakan sebagai kondisi ideal. Pelajar yang tumbuh dan berkembang di era globalisasi terpengaruh perubahan di lingkungannya. Pelajar masa kini memiliki banyak perbedaan jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Perbedaan ini terlihat dari berbagai sisi, mulai dari perilaku, moralitas, hingga lingkungan. Sayangnya, perbedaan ini tidak banyak memberikan dampak positif, namun cenderung memberikan efek negatif terhadap kondisi pelajar masa kini.
Hal penting yang menjadi tantangan masa kini adalah terjadinya degradasi moral di kalangan pelajar itu sendiri. Berbicara mengenai moral, pasti lekat kaitannya dengan budaya dan adab yang sudah berkembang turun temurun di negara ini. Para leluhur menjaga budaya dan adab ini untuk menjadi indentitas bangsa. Sampai-sampai, dunia sudah mengenal Indonesia sebagai negara yang ramah dan santun. Tetapi nyatanya, kondisi pelajar masa kini memperlihatkan budaya dan adab itu semakin lama semakin luntur.
Banyak kasus terjadinya degradasi moral di kalangan pelajar. Tanpa perlu disebutkan pun kita dapat mengetahui dengan menganalisa fenomena-fenomena di sekitar. Kasus-kasus yang melibatkan tingkah para pelajar masa kini menunjukkan fenomena kehilangan moral atas dirinya. Hal ini merupakan ancaman bagi Indonesia dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Kita tidak dapat mempercayakan masa depan Indonesia pada generasi yang tidak memiliki moral dalam berkehidupan.
Sejatinya, masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pelajar atau lembaga pendidikan. Kondisi degradasi moral yang dialami pelajar masa kini merupakan tanggung jawab seluruh elemen masyarakat Indonesia. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan generasi yang akan menjadi penerus masa datang. Kita perlu segera bertindak menangani masalah degradasi moral yang dialami pelajar masa kini.
Dalam menghadapi masalah degradasi moral ini, kita perlu menyadarkan dan mengajarkan para pelajar agar dapat kembali ke jalan yang benar. Moral pelajar yang sangat dipengaruhi dampak negatif globalisasi perlu dikembalikan kepada nilai-nilai luhur yang telah dimiliki masyarakat Indonesia. Kita memiliki nilai-nilai luhur terkait moral yang tertuang dalam nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai ini mampu membawa peradaban Indonesia kembali memiliki moral yang luhur.
Moral yang berlandaskan Pancasila merupakan solusi atas permasalahan degradasi moral pelajar masa kini. Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam Pancasila merupakan budaya yang telah melekat pada masyarakat Indonesia. Nilai-nilai tersebut perlu menjadi landasan masyarakat remaja dalam berkehidupan sehari-harinya sebagai pelajar. Dengan nilai-nilai inilah para pelajar akan mampu memperbaiki diri dan menyiapkan diri menyongsong masa depannya.
Dengan semangat perbaikan, saya percaya kita semua dapat menyiapkan para pelajar saat ini untuk dapat menjadi pemimpin peradaban Indonesia di masa mendatang dan benar-benar menjadi Generasi Emas 2045.
- penulis adalah mahasiswa Teknik Mekatronika PENS angkatan 2015.